JAKARTA – Mabes Polri kembali mengirim pasukan ke Papua. Sebanyak 90 pasukan yang semuanya berasal dari satuan Brigade Mobil (Brimob) tiba di Papua, pada Jumat (17/7). “90 orang tersebut untuk menambah pasukan yang sudah ada di sana,” kata Wakil Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Sulistyo Ishak, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (17/7).
Menurut Sulistyo, pasukan yang telah dikirim ke Papua bagian dari Operasi Tegak Cendrawasih 2009 pascainsiden penembakan di dekat tambah milik Freeport, di Timika, Papua, beberapa waktu lalu. Operasi Tegak Cendrawasih 2009 akan berlangsung selama 90 hari. “Namun hari pelaksanaan operasi belum ditentukan,” tambah Sulistyo.
Pola operasi pasukan Polri di Papua, terang Sulistyo, mengedepankan pola penindakan di enam wilayah yakni Jaya Wijaya, Nabire, Puncak Jaya, Mimika, Waropen, dan Sarmi. Selain pola penindakan, sebagian pasukan juga akan menggunakan pendekatan preemptif edukatif di 23 wilayah di bumi Papua. Ditanya jumlah pasukan untuk Operasi Tegak Cendrawasih 2009, Sulistyo menjawab, 1.329 personil dari Polda Papua dan 465 personil dari Mabes Polri.
Adapun sasaran operasi, lanjut Sulistyo, adalah pelaku kriminal bersenjata sebagai pengungkapan jaringan kelompok intelektual insiden penembakan di Freeport. Hingga kini, polisi terus menginvestigasi motivasi dan latar belakang penembakan yang mengakibatkan sedikitnya dua orang tewas yang salah satunya adalah warga negara Australia. dri/pur
Souece: Republika Newsroom
Thursday, June 18, 2009
Mabes Polri Tambah Pasukan ke Papua
6/18/2009 05:56:00 AM
Elsham News Service
Related Posts / Artikel Terkait :
Papua Autonomy
- Pemerintah siapkan peraturan presiden soal percepatan Papua
- Indonesia: ‘Nothing controversial’ in leaked West Papua report
- Anatomy of an Occupation: Indonesian Military in West Papua
- Aceh serves as model for Papua
- Kapan Pemerintah Mau Dialog Soal Papua?
- Horizontal-Vertikal Bersamaan
- The case for West Papuan self–determination
- Dialogue and Demilitarization Needed in Papua: Imparsial
- Jangan Anggap Remeh Gerakan Intelektual Papua Barat
- Penyelesaian Konflik Papua dengan Dialog
- Ekonomi Bisnis Finansial Pemerintah Kaji Format Penataan Papua
- Polisi Kirim Densus 88 ke Papua
- RI Berusaha Minimalisir Dampak Demo Papua
- Soal Papua, Pemerintah Harus Cantik Berdiplomasi
- Mendambakan “Surga Kecil”, Tanah Papua
- Isu Kesejahteraan Picu Kekerasan Papua
- Papuans demand more attention
- Pay serious attention to Papua, govt told
- Dialog, Satu-satunya Solusi Masalah Papua
- Empat Sekolah, Hanya Ada 2 Guru
- KRI Teluk Parigi-539 Angkut Pasukan Marinir ke Marauke
- KRI Teluk Parigi-539 Angkut Marinir ke Biak
- Gelar UN, Biak Alokasikan Rp 2,1 Miliar
- Di Jayawijaya, Dua Sekolah Tak Ikut UN
Military
- Wakil Kepala Bais TNI Jabat Pangdam XVII/Cenderawasih
- Unconfirmed Reports Of Imminent Major Security Crackdown
- Unsolved West Papua killings hold up development, says legislator
- Tolak Leopard, Pangdam Cenderawasih Minta Panser
- Wests a world apart in bloody bid for freedom
- Pesawat Bertambah, TNI AU Bakal Tambah Pangkalan
- Papua Banjir Mata-Mata
- Pemuda Papua Kritik Pendekatan Keamanan Indonesia
- Kalau Tak Bisa Ungkap, Kapolda Diminta Mundur !
- DAP: Jangan Lagi Ada Pembunuhan
- Panglima TNI: Biarkan Polisi Usut Kasus Kapten Tasman
- 400 TNI Diberangkat ke Papua
- Komandan OPM Kecam Penembakan Warga di Keerom
- Indonesian president needs to reign in rampant military in West Papua
- Indonesia urged to rein in Kopassus to give Papua a chance at peace
- Anatomy of an Occupation: Indonesian Military in West Papua
- The Papua Problem: Seeds of Disintegration
- Menanti Ujung Tabir Teror Jayapura
- Imparsial: Jumlah Prajurit TNI di Papua Mencapai 16.000
- TNI Lakukan Aksi Spionase di Papua?
- HRW Soal Aksi Mata-mata TNI di Papua
- Operasi Militer Timbulkan Teror Baru di Papua
- West Papua: Military report confirms desire for freedom
- Academics call for end to military approach in Papua
- Dialogue and Demilitarization Needed in Papua: Imparsial