Jakarta, Kompas - Hal itu terungkap dalam diskusi buku Budaya dan Tanah Adat Orang Moni di Distrik Sugapa Papua di Universitas Atma Jaya, Jakarta, Selasa (20/4). Hadir sebagai penanggap buku tersebut, Yosias Duwitau (Kepala Distrik Sugapa), Melinawati (PT Mineserve International), dan Muridan S Widjojo (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Kritik tajam yang dilontarkan dalam diskusi antara lain terkait dengan gagasan tentang tanah sebagai mama. Septinus Tipagau, mahasiswa Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada yang bersuku Moni, menyatakan ketidaktepatan penelitian yang menyebut tanah oleh orang Moni dipandang sebagai mama atau perempuan. ”Padahal, mama itu yang melahirkan, bukan perempuan biasa,” katanya. Anggota DPR Papua, Julius Miagoni, juga mempertanyakan sensitivitas peneliti yang menggandeng sponsor PT Freeport Indonesia (FI), padahal banyak masalah belum selesai dengan FI. Menanggapi hal itu, salah seorang peneliti, Lamtiur Hasianna Tampubolon, mengatakan pihaknya kesulitan mencari sponsor. Muridan S Widjojo menyambut baik kajian itu. Namun, ia menegaskan pentingnya membangun antisipasi terhadap ancaman kerusakan sosial dari proses penambangan. Sumber: Kompas
Wednesday, April 21, 2010
PELUNCURAN BUKU "Kajian Papua Dikritik"
4/21/2010 10:33:00 PM
Elsham News Service