JAKARTA, KOMPAS.com - Noken merupakan kerajinan tangan khas Papua berbentuk seperti tas. Ada 250 etnis dan bahasa di Papua, namun semua suku memiliki tradisi kerajinan tangan Noken yang sama. Fungsi Noken sangat beragam. Namun, Noken biasa dipakai untuk membawa barang seperti kayu bakar, tanaman hasil panen, sampai barang-barang belanjaan. Noken yang kecil biasa dipakai untuk membawa kebutuhan pribadi. Tak hanya itu, Noken juga dipakai dalam upacara dan sebagai kenang-kenangan untuk tamu.
Noken diusulkan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk masuk dalam nominasi warisan budaya takbenda Unesco. Ia diusulkan dalam Daftar yang Membutuhkan Perlindungan Mendesak.
"Noken kalau tidak cepat diangkat ke permukaan bisa punah," kata Menbudpar Jero Wacik pada saat penandatangan berkas nominasi warisan budaya takbenda Unesco, di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Senin (28/3/2011). Dalam berkas nominasi Noken dipaparkan kondisi pelestarian Noken. Di kota-kota besar sudah tidak ada yang menjual Noken. Hanya di Pasar Wamena yang masih menjual Noken tradisional.
Kendala lain adalah semakin sedikit orang yang bisa membuat Noken. Kalaupun ada, sebagian besar adalah wanita berusia di atas 40 tahun. Selain itu, para perajin juga kesulitan mendapatkan bahan.
"Banyak yang memakai plastik karena susah mencari bahan kayu," kata Julianus dari Komunitas Papua kepada Kompas.com. Ia mengakui tempat penjualan Noken saat ini sudah sangat jarang. Padahal Noken merupakan salah satu ikon budaya Papua.
Memang ada usaha pelestarian Noken dengan melakukan pelatihan Noken di sanggar-sanggar. Dalam rangka pengusulan nominasi Noken, terdapat 311 komunitas sanggar Noken yang dilibatkan. Noken terbuat dari serat kayu yang dianyam para ibu di waktu luang. Beberapa daerah menggunakan pewarna dan motif tertentu sehingga tampilannya semakin menarik. Biasanya Noken diselempangkan atau digantung di kening. Menurut Julianus, perlu waktu dua bulan untuk membuat Noken ukuran yang besar.
Tari Tradisi Bali dinominasikan dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda (Representative List of Intangible Cultural Heritage). Noken atau kerajinan tangan masyarakat Papua sebagai nominasi Daftar yang Membutuhkan Perlindungan Mendesak (Urgent Safeguarding of Intangible Cultural Heritage). Sedangkan, TMII sebagai nominasi Penciptaan Ruang Budaya untuk Pelindungan, Pengembangan, dan Pendidikan Warisan Budaya (Best Practices of Intangible Cultural Heritage). "Ada rasa bangga kami dari masyarakat Papua karena telah terpilih untuk diusulkan sebagai nominasi," kata Julianus.
Ia menuturkan imbas dari pengusulan ini selain rasa bangga masyarakat Papua karena pengakuan juga dari aspek ekonomi dapat terbantu. Dengan pengusulan, ia berharap Noken semakin terkenal dan banyak orang akan membeli Noken. Noken juga menjadi salah satu cenderamata untuk para wisatawan yang berkunjung ke Papua.
Source: http://travel.kompas.com