JAYAPURA-Kondisi warga repatrian Papua New Guinea (PNG) yang saat ini bermukim di wilayah Kota Jayapura cukup memprihatinkan. Bahkan kabarnya sekitar 20-an orang anak repatrian tersebut tidak dapat melanjutkan pendidikannya. Hal ini diungkapkan Ketua Himpunan Kerukunan Keluarga Jawa Madura (HKJM) Provinsi Papua, H. Sarminanto, SH, MM, yang mengaku telah melakukan pertemuan dengan warga repatrian beberapa waktu yang lalu.
“Warga repatrian ini datang menemui kami dan menyampaikan kondisi yang mereka alami saat ini. Rata-rata mereka saat ini masih menumpang di keluarga mereka yang juga tidak memiliki pekerjaan tetap. Sehingga kondisi perekonomian mereka cukup memprihatinkan,” ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Senin (5/9).
Menurutnya dengan kondisi yang masih menumpang di rumah keluarga yang tidak memiliki pekerjaan tetap, sekitar 20-an orang anak repatrian tidak bisa mengenyam pendidikan. Kondisi yang dihadapi para warga repatrian ini menurut Sarminanto perlu emndapat perhatian dari Pemkot Jayapura dan Pemprov Papua. Sebab mereka menurutnya juga merupakan warga negara Indonesia yang tentunya membutuhkan perhatian dari pemerintah.
“Jumlah mereka ada sekitar 20 kepala keluarga atau sekitar 127 jiwa dan saat ini mereka membutuhkan perhatian pemerintah. Mereka datang menemui kami untuk minta difasilitasi melakukan pertemuan dengan pemerintah provinsi dan Kota Jayapura. Mereka mengaku selama 2 tahun ini tidak mendapat bantuan pemerintah,” ungkapnya.
Mengenai hal ini, Sarminanto mengaku sudah mengkomunikasikan dengan Pemprov Papua melalui Asisten III Setda Provinsi P. Dari penjelasan yang diperoleh, menurut Sarminanto, penanganan warga repatrian ini bukan semata-mata tanggungjawab pemerintah provinsi. Tetapi persoalan tersebut diharapkan juga mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Papua. (nls/nat)
Sumber; http://www.cenderawasihpos.com/
Wednesday, September 7, 2011
Tidak Ada Biaya, Sejumlah Anak Repatrian Tidak Sekolah
9/07/2011 05:45:00 PM
Elsham News Service
Related Posts / Artikel Terkait :
Act of Free Choice
- Unconfirmed Reports Of Imminent Major Security Crackdown
- Unsolved West Papua killings hold up development, says legislator
- Papua: Time for Firm U.S. Stand?
- Free West Papua to speak out on Lini Day
- Czech journalist detained, deported from Indonesia
- Terdakwa Makar Papua Dilarang Berobat
- Parlemen Belanda Larang Jual Tank Leopard ke Indonesia
- West Papuan Leaders Face Life In Prison
- Westerse ‘journalist’ op Paoea gearresteerd
- WN Ceko Ditangkap Saat Demo WPNA
- Oknum Brimob Pasok Senjata Illegal
- Satu Orang Pelaku di Papua Tertembak
- DPR Papua Desak Polisi Usut Penembakan Freeport
- 2 Warga Papua Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal
- Pimpinan Gereja dan Masyarakat Papua Harus Bersatu
- Papua to Require Male Circumcision in AIDS Fight
- Papua Butuh Penyelesaian Unik
- W. Papua Cop Discharged for Smuggling Guns
- Dua Pemuda Jadi Korban Pengeroyokan
- Pengamanan Sidang Forkorus Cs Seperti ‘Mau Perang’
- Sekolah Kampung untuk Masa Depan Papua
- Pembangunan Pasar Mama-mama Terkendala Lahan
- Pembangunan Pasar Mama-mama Papua Masih ‘KJ’
- Dewan HAM PBB Pertanyakan HAM RI
- West Papua Report (February 2012)
Pendidikan
- Sekolah Kampung untuk Masa Depan Papua
- Seminar Raja Ampat di UKSW Salatiga
- Sekolah Belum Dilengkapi Meja Kursi
- Puluhan Mahasiswa Asal Papua Kuliah di UGM
- Guru Lulus Sertifikasi Akan Diroling ke Pedalaman
- Gedung SD YPPK St Johanes Bosco Kimaam Memprihatinkan
- Di Manokwari, Satu Sekolah Diajar Seorang Guru
- Awalnya Hanya Buat Modul, Sempat Terkendala Dana
- Unhas Setuju Bantu Peningkatan SDM di Papua
- Ribuan Anak di Merauke Tak Bersekolah
- Empat Sekolah, Hanya Ada 2 Guru
- Gelar UN, Biak Alokasikan Rp 2,1 Miliar
- Di Jayawijaya, Dua Sekolah Tak Ikut UN
- Alokasi Dana BOS Papua Rp187 Miliar
- Minim Ruang Kelas, 153 Siswa Tetap Belajar
- Papua Butuh SDM Bidang Energi Terbarukan
- Ratusan Guru Biak Numfor belum Dapat Tunjangan Sertifikasi Delapan Bulan
- Unicef Bantu Papua 4 Juta Dollar AS
- UNICEF Bantu Papua US$4 Juta
- Unicef allocates US$4 million for education in Papua
- Semangat di Tengah Keterbatasan
- Mewujudkan Mimpi Melalui Pendidikan di Papua