[JAKARTA] Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) dan Elsham Papua meminta pemerintah Indonesia agar persidangan terhadap para terdakwa kasus Kongres Rakyat Papua III, yang akan dilaksanakan di Pengadilan Negeri Jayapura, pada 30 Januari 2012, harus terbuka untuk umum.
Demikian seruan Koordinator Kontras, Haris Azhar, bersama Ketua Elsham Papua, Daniel Randongkir, di Jakarta, Rabu (25/1). Haris menegaskan, sungguh penting pemantauan terbuka terhadap persidangan itu, terutama hadirnya pemantau independen, untuk memastikan transparansi proses hukum serta jaminan pengawasan terhadap proses yang adil.
Hal ini mengingat substansi dan nuansa persidangan akan sangat dipenuhi faktor politik, diiringi dengan situasi konflik di Papua yang terus bergejolak.
“Peristiwa ini merupakan salah satu peristiwa pelanggaran HAM yang mendapatkan perhatian dunia internasional,” tegas Haris.
Haris meminta pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri untuk membuka akses seluas-luasnya bagi media ataupun kelompok masyarakat sipil internasional untuk hadir dan melakukan pemantuan terhadap persidangan tersebut sebagai bagian dari upaya keterbukaan informasi dan komitmen untuk mendorong penyelesaian Papua secara damai.
Secara khusus, Kontras dan Elsham meminta Pemerintah Indonesia untuk memastikan persidangan dapat berjalan secara adil dan menjamin keselamatan para aparat penegak hukum, termasuk jaksa dan hakim agar tidak diintervensi pada kepentingan politik. Persidangan juga harus menjamin keselamatan saksi-saksi dan korban untuk dapat mengungkapkan fakta secara terbuka serta memberikan jaminan kesehatan jika dibutuhkan.
Daniel mengingatkan, dugaaan terjadinya peristiwa pelanggaran HAM yang dilakukan oleh TNI dan Polri belum diproses secara hukum yang layak. Polri hanya melakukan persidangan internal yang memberikan sanksi ringan kepada para pelakunya, meski terdapat fakta kuat tindakan pidana yang dilakukan.
Sementara TNI bahkan tidak tampak melakukan proses penghukuman. Oleh karena itu, kata dia, Komnas HAM harus segera melakukan penyelidikan pro justicia untuk memastikan terbukanya kebenaran dalam peristiwa ini, menghukum para pelakunya dan memberikan pemulihan hak bagi para korban.
Sebagaimana diberitakan, aparat keamanan menangkap sejumlah masyarakat peserta Kongres Rakyat Papua III yang berlangsung 17-19 Oktober 2011. Para peserta yang ditangkap dan diperiksa adalah Ketua Dewan Adat Papua/Presiden Republik Federal Papua Barat yang terpilih dalam kongres III, Forkorus Yaboisembut; Ketua West Papua National Authority/Perdana Menteri WP yang terpilih dalam kongres III, Eddison G Waromi; Koordinator Bidang Logistik Kongres III, August Makbrowen Senay; Sekretaris Dewan Adat Wamena, Dominikus Serabut; dan Ketua Panitia Kongres III Rakyat Papua, Selpius Bobii. [E-8]
Sumber; www.suarapembaruan.com
Thursday, January 26, 2012
Sidang Kasus Kongres Rakyat Papua
1/26/2012 10:53:00 PM
Elsham News Service
Related Posts / Artikel Terkait :
Act of Free Choice
- Unconfirmed Reports Of Imminent Major Security Crackdown
- Unsolved West Papua killings hold up development, says legislator
- Papua: Time for Firm U.S. Stand?
- Free West Papua to speak out on Lini Day
- Czech journalist detained, deported from Indonesia
- Terdakwa Makar Papua Dilarang Berobat
- Parlemen Belanda Larang Jual Tank Leopard ke Indonesia
- West Papuan Leaders Face Life In Prison
- Westerse ‘journalist’ op Paoea gearresteerd
- WN Ceko Ditangkap Saat Demo WPNA
- Oknum Brimob Pasok Senjata Illegal
- Satu Orang Pelaku di Papua Tertembak
- DPR Papua Desak Polisi Usut Penembakan Freeport
- 2 Warga Papua Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal
- Pimpinan Gereja dan Masyarakat Papua Harus Bersatu
- Papua to Require Male Circumcision in AIDS Fight
- Papua Butuh Penyelesaian Unik
- W. Papua Cop Discharged for Smuggling Guns
- Dua Pemuda Jadi Korban Pengeroyokan
- Pengamanan Sidang Forkorus Cs Seperti ‘Mau Perang’
- Sekolah Kampung untuk Masa Depan Papua
- Pembangunan Pasar Mama-mama Terkendala Lahan
- Pembangunan Pasar Mama-mama Papua Masih ‘KJ’
- Dewan HAM PBB Pertanyakan HAM RI
- West Papua Report (February 2012)
Human Rights
- Dewan HAM PBB Pertanyakan HAM RI
- Indonesia: Papuans Indicted for Treason
- Papoea's aangeklaagd voor hoogverraad
- Australia urged to take action on Papua
- Kongres Rakyat Papua Bukan Makar
- Awasi Proses Persidangan Papua
- AS Peringatkan Indonesia
- AS Desak RI Perhatikan Aspirasi Warga Papua
- Organisasi HAM Desak Indonesia Cabut Dakwaan atas Aktivis Papua
- HRW desak pembebasan lima aktivis Papua
- Indonesia: Drop Charges Against Papuan Activists
- Human rights abuses and the media
- Papuan Political Prisoner Refused Medical
- HRW: Sectarian violence has surged in RI
- Police Seen as Worst Torturers in Papua
- John Rumbiak dari Bibir Pasifik, Membuang Jala Ke Mancanegara
- An Indonesian War of 'Unknown Persons'
- Amnesty Demands Release Of Papuan Jailed for Protest Jakarta Globe | August 25, 2011
- Akankah Janji Pembangunan Merata, Damaikan Papua?
- Amnesty urges Indonesia to free Papuan activist
- Indonesia urged to rein in Kopassus to give Papua a chance at peace
- Program MIFEE Dinilai Melanggar HAM
- Menanti Ujung Tabir Teror Jayapura
- Imparsial: Jumlah Prajurit TNI di Papua Mencapai 16.000