Friday, February 3, 2012

Temui Presiden, Sinode Papua Bahas Perdamaian Papua

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima Ketua Sinode (Perwakilan Persekutuan Gereja-gereja) Papua Pdt Lipiyus Biniluk dan jajarannya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (1/2/2012). Pada pertemuan tersebut, Presiden dan jajarannya membahas soal perdamaian di Papua.

"Presiden mendengarkan pendapat dari perwakilan pastur-pastur yang ingin mewujudkan Papua damai. Presiden menyambut baik, dan meminta Wakil Presiden Boediono untuk meneruskan dialog demi kemajuan Papua," kata Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, yang turut mendampingi Presiden, kepada para wartawan seusai pertemuan.

Presiden juga didampingi Wakil Presiden Boediono, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dan lainnya.

Sinode Papua mengatakan, ada komponen yang dapat terus-menerus diajak berdialog terkait perdamaian Papua. Komponen tersebut antara lain, orang asli Papua, gereja, kepala daerah, Majelis Rakyat Papua, dan unsur adat. Dialog dapat meminimalisasi hambatan-hambatan yang terjadi di Papua selama ini.

Pada kesempatan tersebut, Sinode Papua juga meminta agar pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat Papua. Atas hal ini, Presiden memberi petunjuk kepada jajaran menteri untuk terus membangun jaringan infrastruktur di Papua.

Pemerintah, sambung Gamawan, sedang membuat kajian untuk membuat pabrik semen, dan juga pengadaan kapal, demi mewujudkan transportasi murah. Pelayanan pendidikan dan kesehatan di Bumi Cenderasih pun akan terus ditingkatkan.

"Tidak perlu orientasi profit. Kalau perlu, BUMN yang membangun. Swasta juga bisa untuk mempercepat pembangunan," jelas Gamawan.

Turut hadir pada pertemuan itu, antara lain Dr Neles Tebay, Pr; Pdt Jan Pieth Wambraw; Pdt Isai Doom; Pdt Ronaldly Rionaldo Waromi; Pdt Theopilus Maupa; Pdt Daniel Sukan; Pdt J Willem Yance Maury; Pdt Dorman Wandikbo; Pdt Obednego Mauri; Ev Mathias Sarwa; Pdt Yulianus Worabay; dan Maurits Rumbekwan.