Thursday, April 29, 2010

Dapat Uang & 1 Kg Emas, OPM Bebaskan Tambang

Perusahaan memenuhi tuntutan memberikan uang Rp 100 juta dan emas 1 kilogram.

Amril Amarullah

VIVAnews -- Setelah melalui negoisasi yang cukup alot, kelompok separatis bersenjata TPN/OPM akhirnya meninggalkan lokasi tambang PT Martha Maining di Kampung Nomouwodide Paniai Papua, kemarin malam.

Kelompok separatis di bawah komando John Magai Yogi yang merupakan anak kandung dari Tadius Yogi pimpinan OPM wilayah Paniai bersedia meninggalkan lokasi tambang, setelah perusahaan memenuhi tuntutan mereka, yakni memberikan emas 1 kilogram dan uang Rp 100 juta.

"Setelah ada kesepakatan di mana para pendulang emas bersedia memberikan emas 1 kg dan uang tunai 100 juta, 30 anggota kelompok bersenjata OPM meninggalkan lokasi tambang," ujar Juru Bicara Polda Papua Komber Agus Rianto kepada VIVAnews melalui pesan singkatnya, Kamis 29 April 2010.

Proses negosiasi, kata Agus Rianto, berlangsung alot dengan mediator anggota Polisi yang bertugas dari pos Polisi Bayubiru yang berlokasi disekitar tambang serta tokoh adat setempat.

Kelompok OPM yang mengepung lokasi itu sejak Senin lalu, awalnya meminta uang tunai Rp 1,5 miliar dan puluhan kilogram emas. Namun setelah ada negosiasi baru ditemukan titik terang.

"Meski tuntutan kelompok separatis awanya cukup besar, mereka yang datang dengan sejumlah senjata api, senjata tajam serta panah, akhirnya bersedia menerima penawaran para pendulang," ungkapnya.

Saat ini situasi di lokasi tambang kembali kondusif, para pendulang sudah bisa beraktivitas kembali. Tapi helikopter yang biasanya terbang ke lokasi, hingga kini belum bersedia menuju lokasi dengan alasan keamanan.

Sebelumnya, kelompok separatis bersenjata itu sempat mengancam akan merusak sejumlah alat berat milik perusahaan tambang emas. Tidak ada korban dalam aksi pengempungan dan penyanderaan itu. Kelompok itu setelah menerima tuntutannya langsung masuk hutan.

Lokasi tambang itu sendiri cukup sulit untuk dijangkau, karena medan yang terjal serta hutan belantara. Biasanya para pendulang menuju lokasi menggunakan helikopter. (umi)

Laporan: Banjir Ambarita | Papua

• VIVAnews