JAKARTA (Suara Karya): Jadwal pemilu kepala daerah (pilkada) di sejumlah daerah di Provinsi Papua, yakni Keerom dan Jayapura, belum dapat ditetapkan.
"Karena, masih harus menunggu sikap pemerintah tentang calon bupati/wali kota harus orang asli Papua," kata anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) I Gusti Putu Artha, di Jakarta, Rabu (28/4).
"Kita serahkan ke KPU kabupaten/kota di Papua untuk merevisi jadwal pilkada untuk mengakomodasi persoalan politik disana. Kami memahami dinamika politik yang sedang terjadi," katanya.
Menurut Putu Artha, pemerintah dalam hal ini diwakili Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) sedang melakukan sinkronisasi peraturan. "Kami menyerahkan ke pemerintah, apakah perlu ada perdasus (peraturan daerah khusus) atau mungkin peraturan pemerintah pengganti undang-undang" katanya.
Sebelumnya, Majelis Rakyat Papua (MRP) memutuskan bahwa pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati, wali kota dan wakil wali kota di Provinsi Papua harus orang asli Papua dari masyarakat daerah setempat. Keputusan MRP Nomor 14/MRP/2009 ini telah mendapat dukungan dari Dewan Adat Kabupaten Keerom.
Ketua Dewan Adat Keerom Hubertus Borotian mengatakan, sudah saatnya orang Papua diberikan kesempatan untuk memimpin dan membangun daerahnya sendiri.
Selain itu, Forum Lintas Nusantara Papua, yang merupakan gabungan dari beberapa organisasi pemuda keagamaan dan mahasiswa serta ikatan pelajar, mendukung keputusan kultural MRP tersebut.
Juru bicara Forum Lintas Nusantara Papua Stevi Ayorbaba saat menyatakan putusan MRP adalah penyelamatan hak politik orang asli Papua, sejalan dengan semangat Otonomi Khusus di Papua.
Sementara itu, Ketua DPR Provinsi Papua Jhon Ibo mengusulkan pilkada ditunda hingga pemerintah pusat dan provinsi mengambil keputusan tegas atas surat keputusan MRP ini.
Ia mengatakan, SK MRP merupakan keputusan keberpihakan terhadap orang asli Papua tentang bakal calon kepala daerah di Papua yang harus putra daerah.
Sesuai dengan usulan tersebut, kata Jhon Ibo, nantinya DPR Papua akan langsung membentuk panitia khusus (pansus) guna menindaklanjuti usulan penundaan pilkada itu. (Tri Handayani)
Thursday, April 29, 2010
Jadwal Pemilihan di Papua Tunggu Sikap Pemerintah
4/29/2010 05:36:00 PM
Elsham News Service
Related Posts / Artikel Terkait :
Berita Daerah
- Mendambakan “Surga Kecil”, Tanah Papua
- Kondisi Kesehatan Bram Makin Membaik
- RAPBD Papua Barat Ditetapkan
- Pengiriman Bantuan ke Wasior Terkendala Transportasi Kapal
- Warga Sempat Blokade Jalan di Lokasi Freeport
- Wapres Pimpin Rapat 22 Menteri
- Hess akan melakukan pengeboran di Blok Semai
- Mendagri: Segera serahkan APBA 2011
- DPRD Papua Barat Siapkan Dana Tambahan
- Era Otsus, Bidang Kesehatan di Papua Bagai “Lompat”
- Berbagai Tarian Tradisional Siap Ramaikan FDS
- DPD Dukung Papua Tengah Jadi Provinsi
- Imigrasi Papua tahan dua wartawan Prancis
- Imigrasi Papua tahan dua wartawan Prancis
- Ribuan Warga Demo Dukung Syarat Khusus Orang Asli Papua
- Ribuan Warga Demo Dukung Syarat Khusus Orang Asli Papua
- Spesies Baru di Mamberamo-Foja
- 2010, Ilmuwan Teliti Sejarah Es Puncak Jaya
- Satu dari Delapan DPO OPM Tewas Tertembak
- Anggota OPM Ditembak di Puncak Jaya
- Katak "Pinokio" Spesies Baru dari Papua
- Aparat Keamanan Tembak Mati Anggota OPM
- Bantuan Menkokesara Diportes Warga Papua
- Anggaran PNPM 2010 Sebesar Rp12 Triliun
- Penghuni Lapas Abepura Ancam Demo Menkumham
Kebijakan Pemerintah
- Menkeu Minta DPR Panggil Gubernur Papua
- Pesawat Bertambah, TNI AU Bakal Tambah Pangkalan
- BPMigas Rencana Pasok Listrik ke PLN di Papua
- Papua Banjir Mata-Mata
- Akankah Janji Pembangunan Merata, Damaikan Papua?
- Pemerintah siapkan peraturan presiden soal percepatan Papua
- Pemekaran Papua Tengah Ditarget Tahun ini
- 400 TNI Diberangkat ke Papua
- Papua Terima Kucuran Dana Tambahan Rp1 Triliun
- Ironi di Bintuni, Mumi Listrik di Digul
- Ketemu Lokasi PLTA Berkelas Emas, Kelelahan Lunas
- Atasi Kebutuhan Mendesak, Bangun Minihidro
- PLN Luncurkan Listrik Prabayar di Papua
- Belanja infrastruktur dialokasikan Rp18,1 triliun
- Papua Barat Jadi Sentra Ternak Sapi
- Diserahkan 11 Rekomendasi Daerah Otonomi Baru Papua
- Separatisme Papua Makin Mengkawatirkan
- Valens: Militer Tak Memadai Redam Separatisme
- Tantowi: Perlu Ada Kementerian Khusus Papua
- Ribuan TNI Diterjunkan di Papua
- Bangun Papua Sesuai Aspirasi
- Hilangkan Label Separatis
- Otsus Belum Didukung Ketentuan Pelaksana
- Kemenlu: Tak Ada Yang Masalahkan Papua
- TNI Angkatan Darat Bentuk Tiga Divisi Baru
Papua Autonomy
- Pemerintah siapkan peraturan presiden soal percepatan Papua
- Indonesia: ‘Nothing controversial’ in leaked West Papua report
- Anatomy of an Occupation: Indonesian Military in West Papua
- Aceh serves as model for Papua
- Kapan Pemerintah Mau Dialog Soal Papua?
- Horizontal-Vertikal Bersamaan
- The case for West Papuan self–determination
- Dialogue and Demilitarization Needed in Papua: Imparsial
- Jangan Anggap Remeh Gerakan Intelektual Papua Barat
- Penyelesaian Konflik Papua dengan Dialog
- Ekonomi Bisnis Finansial Pemerintah Kaji Format Penataan Papua
- Polisi Kirim Densus 88 ke Papua
- RI Berusaha Minimalisir Dampak Demo Papua
- Soal Papua, Pemerintah Harus Cantik Berdiplomasi
- Mendambakan “Surga Kecil”, Tanah Papua
- Isu Kesejahteraan Picu Kekerasan Papua
- Papuans demand more attention
- Pay serious attention to Papua, govt told
- Dialog, Satu-satunya Solusi Masalah Papua
- Empat Sekolah, Hanya Ada 2 Guru
- KRI Teluk Parigi-539 Angkut Pasukan Marinir ke Marauke
- KRI Teluk Parigi-539 Angkut Marinir ke Biak
- Gelar UN, Biak Alokasikan Rp 2,1 Miliar
- Di Jayawijaya, Dua Sekolah Tak Ikut UN