Jayapura (ANTARA News) - Sebagian lahan di kawasan konservasi yang menjadi penyangga dan sumber air telah banyak yang berubah menjadi permukiman penduduk, sehingga dikhawatirkan menjadi ancaman menurunnya kualitas air bersih, bencana alam banjir dan tanah longsor.
Demikian dikemukakan Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura, Ir. Gading Butar-Butar kepada ANTARA Jayapura, Sabtu.
Ia mengatakan, kawasan cagar alam pegunungan Cyclop yang menjadi sumber mata air bagi masyarakat kota Jayapura dan sekitarnya telah rusak karena berubah fungsi menjadi permukiman warga.
"Apalagi warga yang bermukim disana telah mengubah lahan itu menjadi lahan pertanian tradisional dengan sistem pindah-pindah tempat," jelasnya.
Pantauan ANTARA Jayapura, Sabtu, terlihat sebagian areal dalam kawasan konservasi telah berubah menjadi kawasan permukiman penduduk dan pembukaan areal pertanian tradisional.
Direktur PDAM Jayapura, Gading Butar-Butar menambahkan, kondisi ini sangat memprihatinkan.
Ia mengatakan, masyarakat mendirikan rumah dan membuka lahan pertanian di dalam kawasan konservasi di KCA Pegunungan Cycloops, Taman Wisata Teluk Yotefa dan Hutan Lindung Abepura.
Padahal ketiga kawasan itu menjadi sumber air bersih bagi penduduk di Kota Jayapura dan sebagian distrik di Kabupaten Jayapura.
Ia mengimbau Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura agar mengambil langkah-langkah menertibkan penduduk yang bermukim di ketiga kawasan tersebut guna menghindari kemungkinan bencana alam yang terjadi seperti banjir dan tanah longsor.
Gading Butar-Butar juga mengharapkan dinas terkait untuk lebih banyak menempatkan tenaga pengamanan yang bertugas menjaga di dalam areal taman konservasi itu. (KR-MBK/R009)
Sumber: Antara
Saturday, April 3, 2010
Kawasan Konservasi di Jayapura Banyak Jadi Pemukiman
4/03/2010 07:01:00 PM
Elsham News Service
Related Posts / Artikel Terkait :
Kebijakan Pemerintah
- Menkeu Minta DPR Panggil Gubernur Papua
- Pesawat Bertambah, TNI AU Bakal Tambah Pangkalan
- BPMigas Rencana Pasok Listrik ke PLN di Papua
- Papua Banjir Mata-Mata
- Akankah Janji Pembangunan Merata, Damaikan Papua?
- Pemerintah siapkan peraturan presiden soal percepatan Papua
- Pemekaran Papua Tengah Ditarget Tahun ini
- 400 TNI Diberangkat ke Papua
- Papua Terima Kucuran Dana Tambahan Rp1 Triliun
- Ironi di Bintuni, Mumi Listrik di Digul
- Ketemu Lokasi PLTA Berkelas Emas, Kelelahan Lunas
- Atasi Kebutuhan Mendesak, Bangun Minihidro
- PLN Luncurkan Listrik Prabayar di Papua
- Belanja infrastruktur dialokasikan Rp18,1 triliun
- Papua Barat Jadi Sentra Ternak Sapi
- Diserahkan 11 Rekomendasi Daerah Otonomi Baru Papua
- Separatisme Papua Makin Mengkawatirkan
- Valens: Militer Tak Memadai Redam Separatisme
- Tantowi: Perlu Ada Kementerian Khusus Papua
- Ribuan TNI Diterjunkan di Papua
- Bangun Papua Sesuai Aspirasi
- Hilangkan Label Separatis
- Otsus Belum Didukung Ketentuan Pelaksana
- Kemenlu: Tak Ada Yang Masalahkan Papua
- TNI Angkatan Darat Bentuk Tiga Divisi Baru
Environmental
- FALEOMAVAEGA AND PAYNE SPEARHEAD EFFORT IN U.S. CONGRESS CALLING UPON THE OBAMA ADMINISTRATION TO MAKE WEST PAPUA ONE OF ITS HIGHEST PRIORITIES
- Penebangan Liar Marak Selama Reformasi, 25 Persen Hutan Papua Hilang
- Menaklukkan Carstensz, Luar Biasa!
- Avatar, Papua, dan SBY
- Petani Tolak RI Tawarkan Food Estate
- 2010 Earth Day celebrations in Papua, Aceh
- AGRICULTURE-INDONESIA
- 33 PMDN ajukan izin investasi di Merauke
- RI lacks taxonomists to preserve biodiversity
- LIPI uses auction proceedings to train future taxonomists
- Management of RI’s marine resources
- Flannery warns of climate change apathy
- West Papua: Land grab to displace locals
- Illegal logging ‘must end’ before REDD takes effect
- "Tangkap Pelaku Ilegal Logging di Papua"
- Papua food drive sparks fears over forests
- 52 Persen Air PDAM Jayapura Terbuang Percuma
- Indonesia's food estate project sparks environment concerns
- Rajawali Kantongi Rp9,8 Triliun
- Large food estate development in Merauke will alienate Papuans, says NGO
- Ada Semburan Lumpur Setinggi Pohon Kelapa di Mimika
- HTI Milik Marimutu di Merauke Berlokasi di Hutan Primer
- Tata Ruang "Food Estate" di Merauke Belum Jelas