Friday, April 2, 2010

Subsidi Angkutan Udara Jayapura - Wamena Rp 350 M

JAYAPURA [PAPOS] - Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2007 menyebutkan biaya subsidi angkutan udara dari Jayapura ke Wamena sebesar Rp 350 milyar per-tahun. Angka ini cukup pantastis, dimana nilai ini menghabiskan 47 persen dari APBD kabupaten Jayawijaya setahun.

Hal ini disampaikan Ketua Komisi D DPR Papua, Jhony Banua Rouw, SE pada saat rapat kerja pembangunan sektor penerbangan di Aula Bandara Sentani, Rabu [31/3].

‘’Hearing ini kami lakukan bukan untuk mencari kesalahan, tetapi kami ingin melihat secara langsung dilapangan bagaimana pelayanan yang dilakukan pihak bandara Sentani ke masyarakat serta ingin mendapatkan masukan-masukan dari semua komponen yang hadir,” kata politisi partai Patriot ini.

Penerbangan di Papua menurut Jhon berbeda dengan penerbangan di Pulau Jawa. Pesawat di Papua sama dengan angkutan umum di luar Papua. Oleh karena itu, untuk daerah Papua perlu ada kebijakan khusus tentang tarif pesawat maupun peraturan yang lebih bersifat khusus bagi masyarakat Papua. Hal ini sejalan dengan UU Otsus Nomor 21 tahun 2001.

“Pesawat di Papua merupakan angkutan umum. Bagaimana tidak di Papua hasil kebun dan ternak, Misalnya Babi diangkut melalui pesawat. Sementara kalau di pulau Jawa pesawat adalah sesuatu barang yang istimewa. Nah, disinilah pemerintah pusat harus membuka mata dan hati bagaimana agar kabupaten yang satu dengan kabupaten yang bisa terhubungkan,” ujarnya.

Untuk itu, Jhony menyarankan perlu ada suatu forum dialog antar pemerintah daerah, DPRP, semua stakeholder dan instansi terkait untuk membahas berbagai permasalahan yang dihadapi dalam dunia penerbangan di Papua.

Dalam rapat tersebut pengelolah bandara Sentani mempresentasikan tentang rencana pengembangan Bandara Sentani. Namun semua ini membutuhkan anggaran yang memadai. Tanpa adanya dukungan dana dan msayarakat luas sebagai pemilik hal ulayat, maka jangan berharap Bandara bisa lebih baik dari yang sekarang. Bandara Sentani memiliki nilai ekonomis tinggi bagi perkembangan pembangunan Papua kedepan.

Pertemuan ini adalah untuk menindaklanjuti inspeksi mendadak [Sidak] yang dilakukan oleh DPR Papua ke Bandara Sentani, Senin [29/3]. Pertemuan ini dihadiri oleh MRP, pejabat eselon III dilingkungan Bandara Sentani, pimpinan gereja, pimpinan perusahaan penerbangan yang ada di Jayapura, lembaga konsultasi dan Dinas Perhubungan sendiri.

Meskipun pertemuan ini waktunya molor, tetapi suasana terlihat akrab. Seyogianya pertemuan dilaksanakan pukul 09.00 Wit, tetapi karena tak satupun anggota MRP yang nongol, sehingga pertemuan diundurkan hingga pukul 11.00 Wit.

Pada tahap awal Kepala Bandara yang diwakili Kabid Pengamanan Bandara Sentani, Chairul Batubara menyampaikan bahwa Bandara Sentani telah dinaikkan kelasnya dari klas I menjadi klas I Khusus, dimana lalulintas penerbangan di Bandara Sentani cukp tinggi dengan rata-rata 74 kali penerbangan setiap hari, dengan kondisi bandara yang cukup sempit maka bidang pengelolaan bandara sangat kesulitan terutama pada jam 08-09 pagi.

Penmbahan panjang landasan dari 2200 meter menjadi 2500 meter akan semakan banyak pesawat yang masuk termasuk pesawat berbadan lebar seperti 900 AER, namun sudah saatnya dilakukan penambahan lapangan parkir, karena sudah sangat padat dan sudah sulit mengaturnya. Demikian juga dengan pembenahan berbagai pasilitas pendukung lainnya terutama sebagai peralatan keselamatan penerbangan.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan kabupaten Jayapura Ir. Tunggul Simbolon menilai Bandara Sentani sebagai pintu masuknya ke Papua perlu dikembangkan menjadi Bandara yang layak sehingga pesawat berbadan lebar, misalnya Boeing 900 AER bisa mendarat di Bandara Sentani. Untuk mendukung hal itu, ujar mantan wakil Bupati Jayapura, pemerintah Jayapura telah mengembangkan ruang tunggu penumpang. Hasilnya kini sudah bisa dirasakan oleh masyarakat.

Namun demikian ia menyadari bahwa apa yang dilakukan pemkab Jayapura ini masih kurang, masih banyak factor pendukung lain yang harus dibangun, jika Bandara Udara ingin dijadikan sebagai bandara kebanggan masyarakat Papua. Untuk itu, ia mengharapkan dukungan pemerintah provinsi mengalokasikan anggaran pengembangan bandara Sentani.’’Kami sangat berharap lewat Komisi D DPR Papua mendukung atau mengalosikan anggaran untuk pengembangan Bandara Sentani,’’ kata Simbolon. [bela]

Source: harian Papua Pos