Peluncuran satelit dari Biak sangat menguntungkan, namun kesepakatan bilateral belum tuntas
Renne R.A Kawilarang, Harriska Farida Adiati
VIVAnews - Rusia tetap berharap bisa segera membangun pusat peluncuran satelit di Pulau Biak, Papua. Namun, proyek itu terus "mengapung" selama bertahun-tahun karena belum tuntasnya kesepakatan antar pemerintah kedua negara menyangkut hal teknis, misalnya menyangkut jaminan perlindungan teknologi roket.
Demikian menurut Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov. Menurut Ivanov, proyek yang siap dikerjakan oleh perusahaan Russian Air Launch Aerospace tersebut belum bisa diimplementasikan karena belum tercapai kesepakatan final mengenai "missile technology safeguard" antara pemerintah Indonesia dan Rusia.
Rusia siap melaksanakan proyek itu kapan saja bila perjanjian telah ditandatangani. Sekarang, semua tergantung pada pemerintah Indonesia.
"Saya hanya bisa bilang kalau bola ada di tangan Indonesia. Semua tergantung pada Indonesia, kami [bahkan] siap mengimplementasikannya besok kalau perjanjian telah tercapai dan ditandatangani," kata Ivanov di Pusat Kebudayaan Rusia, Jakarta, Kamis 6 Mei 2010.
Ivanov mengatakan, dia sudah mengunjungi Pulau Biak dan berbicara dengan pemimpin suku setempat. "Saya jelaskan bahwa implementasi proyek ini akan membuka peluang yang sangat baik bagi penduduk lokal karena mereka akan terlibat dalam pembangunan infrastruktur, mereka akan dapat pekerjaan, belajar profesi baru, dan terlebih lagi Rusia juga akan membangun sekolah dan rumah sakit di sana yang akan sangat berguna bagi penduduk lokal," terang Ivanov.
Menurut dia, bila terwujud, perusahaan lokal juga akan dilibatkan dalam proyek itu.
Negosiasi mengenai kesepakatan yang belum dituntaskan tersebut, kata Ivanov, sedang berlangsung.
Pasalnya, Rusia merupakan anggota dari mekanisme internasional yang mengatur perlindungan teknologi roket atau rudal (Missile Technology Control Regime), sedangkan Indonesia tidak masuk dalam mekanisme itu. Maka, harus ada semacam kesepakatan bilateral antara Indonesia dan Rusia.
"Saya kira kalau kesepakatan itu telah ditandatangani, kita bisa mulai implementasi praktis dari proyek yang sangat penting ini karena bila ini sudah diimplementasikan, Indonesia akan menjadi space state [negara yang mampu meluncurkan program ke luar angkasa]," kata Ivanov.
Posisi Pulau Biak sangat dekat dengan dengan garis khatulistiwa. Maka Rusia memandang peluncuran dari Biak dapat menghemat biaya lebih murah delapan hingga sepuluh kali lipat.
"Kami di Rusia punya teknologi unik untuk peluncuran satelit komersial bukan dari permukaan Bumi, tetapi dari sebuah pesawat yang sangat besar, sangat ramah lingkungan, dan berbiaya efektif. Itulah kenapa kami mengajukan pada Indonesia untuk melaksanakan proyek tersebut," kata Ivanov. (hs)
Sumber: VivaNews.com
Thursday, May 6, 2010
Rusia Segera Bangun Proyek Satelit di Biak
5/06/2010 08:34:00 PM
Elsham News Service
Related Posts / Artikel Terkait :
Kebijakan Pemerintah
- Menkeu Minta DPR Panggil Gubernur Papua
- Pesawat Bertambah, TNI AU Bakal Tambah Pangkalan
- BPMigas Rencana Pasok Listrik ke PLN di Papua
- Papua Banjir Mata-Mata
- Akankah Janji Pembangunan Merata, Damaikan Papua?
- Pemerintah siapkan peraturan presiden soal percepatan Papua
- Pemekaran Papua Tengah Ditarget Tahun ini
- 400 TNI Diberangkat ke Papua
- Papua Terima Kucuran Dana Tambahan Rp1 Triliun
- Ironi di Bintuni, Mumi Listrik di Digul
- Ketemu Lokasi PLTA Berkelas Emas, Kelelahan Lunas
- Atasi Kebutuhan Mendesak, Bangun Minihidro
- PLN Luncurkan Listrik Prabayar di Papua
- Belanja infrastruktur dialokasikan Rp18,1 triliun
- Papua Barat Jadi Sentra Ternak Sapi
- Diserahkan 11 Rekomendasi Daerah Otonomi Baru Papua
- Separatisme Papua Makin Mengkawatirkan
- Valens: Militer Tak Memadai Redam Separatisme
- Tantowi: Perlu Ada Kementerian Khusus Papua
- Ribuan TNI Diterjunkan di Papua
- Bangun Papua Sesuai Aspirasi
- Hilangkan Label Separatis
- Otsus Belum Didukung Ketentuan Pelaksana
- Kemenlu: Tak Ada Yang Masalahkan Papua
- TNI Angkatan Darat Bentuk Tiga Divisi Baru
Economi
- PT Freeport Berikan Rp 3,4 Triliun ke Pemerintah
- Pembangunan Pasar Mama-mama Terkendala Lahan
- Pembangunan Pasar Mama-mama Papua Masih ‘KJ’
- Pasar Skouw dorong ekspor ke PNG
- 18 Ton Kopi Arabica Baliem Diekspor ke Amerika
- Subsidized fuel usage may reach 43.88m kl in 2012
- Pegunungan Bintang Bangun Bandara
- 89 Ribu Ton Beras Impor Transit di Jawa Timur
- Pemkab Manokwari Berutang Rp 200 M Lebih
- Eramet Investasi 3 Miliar Dollar AS di Indonesia
- Investor Segera Bangun Kawasan Industri di Indonesia Timur
- BPMigas Rencana Pasok Listrik ke PLN di Papua
- Harga Ikan dan Tarif Pesawat Picu Inflasi
- Kimaam Tertutup Untuk Para Investor
- Ironi di Bintuni, Mumi Listrik di Digul
- Ketemu Lokasi PLTA Berkelas Emas, Kelelahan Lunas
- Atasi Kebutuhan Mendesak, Bangun Minihidro
- PLN Luncurkan Listrik Prabayar di Papua
- Belanja infrastruktur dialokasikan Rp18,1 triliun
- SMGR kaji pembangunan pabrik di Indonesia bagian timur
- Papua Barat Jadi Sentra Ternak Sapi
- Harga Bahan Pokok Bertahan Tinggi
- Tangani Papua, Pusat Tonjolkan Pendekatan Ekonomi
- DPD Dukung Papua Tengah Jadi Provinsi
- Minister ‘must block pork barrel plan’