Friday, September 3, 2010

DEMONSTRASI MENDUKUNG IPWP DI JAYAPURA

Jayapura, 3 September 2010.
Rabu, 1 September 2010, masyarakat Papua Barat yang tergabung dalam Komite Nasonal Papua Barat (KNPB) lakukan demo damai di halaman kantor DPRP. Demo ini adalah gerakan nurani masyarakat Papua untuk meluruskan sejarah pada agenda Kongres Papua II. Aksi demo damai ini membuat arus lalulintas macet di sepanjang jalan Skyland, karena massa menggunakan sepeda motor dan 15 truck dari arah Abepura menuju DPRP. Demo ini mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian Mapolresta Kota Jayapura, yaitu 4 buah mobil Samapta yang membawa personIl mengawal massa dari Abepura hingga Taman Imbi Jayapura.

Sesampainya dihalaman kantor DPRP, massa menggelar orasi. Ketua Dewan Adat Papua, Forkorus Yaboisembut yang terlibat dalam aksi, mendapat kesempatan untuk menyampaikan orasi politik. Mengatakan, dari sudut hukum internasional bahwa Indonesia telah menganeksasi bangsa Papua Barat. Artinya pencaplokan atau pengambilalihan suatu daerah jajahan dengan dalih sejarah dan kekeluargaan. ”Ini yang dilakukan untuk bangsa papua bukan integrasi, meskipun memang berbeda tipis antara aneksasi dan integrasi. PEPERA follow up dari aneksasi sehingga ini yang sekarang sedang diperjuangkan oleh Bangsa Papua dan kami tidak asal perjuangkan setengah-setengah” ungkapnya.

”Kami datang untuk berikan dukungan IPWP dn ILWP yang sudah mendapat sesi bicara di dalam sidang umum PBB tahun 2010 Tanggal 3 September 2010. Kami datang menyampaikan secara sopan dan mempunyai etika sopan santun. Kami yakin Indonesia tidak menyetujui dan meneruskan ini. Kami ini manusia dan suatu bangsa. Kami mengetahui mekanisme,” tegasnya.

Oleh karena itu, pihaknya membangun etika sopan santun untuk menyampaikan secara baik lewat mekanisme lembaga indonesia yang ada di tanah papua untuk menyampaikan bahwa ini bukan rahasia, perjuangan rakyat papua di luar negeri sudah berjalan. ”Tidak ada rahasia, hanya orang-orang tertentu yang memmbuat rahasia. Sekarant dunia sudah tahu dan materi gugatan Aneksasi dan Pepera sudah siap,” tukasnya.

Menurut Forkorus, dulu mungkin orang tua Papua kurang pengetahuan tapi sekarang tidak, karena masyarakat papua sudah tahu bahwa hak masarakat papua dilanggar sehingga harus membenarkan.

Menyoal sikap DPRP, lanjut Forkorus, DPRP, Gubernur dan para bupati serta wali kota di dalam mekanisme NKRI sudah ada sumpah janji supaya setia pada NKRI namun pihaknya tidak memaksa dan menghargai itu.

Sekedar diketahui bahwa, pukul, 16.23 Wit, massa lalu membubarkab diri dengan aman. Massa menggunkan truck lalu diantar kembali ke arah Sentani, Abepura, bahkan ada yang memilih untuk naik angkutan kota ke arah Abepura dan sentani. Dari hasil pantauan, massa membubarkan diri dengan aman dan tidak terjadi keributan/anarkis @