Tuesday, August 2, 2011

Ilaga Mulai Aman dan Kondusif

[JAYAPURA] Kondisi Kota Ilaga, ibukota Kabupaten Puncak, Papua hingga Selasa (2/8) pagi aman dan kondusif, setelah satu peloton Brigade Mobil (Brimob) Timika di-BKO-kan ke wilayah itu untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan susulan.

Pada Sabtu (30/7) dan Minggu (31/7) lalu, terjadi bentrokan massa antara kelompok Thomas Tabuni dan Simon Alom yang menewaskan 17 orang.

Demikian disampaikan Kapala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Wachono kepada SP di Jayapura, Selasa (2/8) pagi. ”Kemarin sudah dikirim satu pleton Brimob Timika untuk menjaga keamanan di Puncak dan ada penyidik Polda untuk melakukan penyidikan kejadian tersebut,” ujarnya.

Saat ditanya tentang pemanggilan pemimpin kedua kelompok massa yang bentrok, Wachyono mengatakan, pihaknya belum melakukan pemeriksaan terhadap pimpinan kedua kelompok massa yang bertikai tersebut. Selain itu, belum ada saksi yang dipanggil. “Karena saat ini anggota masih terus melakukan pengamanan dan olah tempat kejadian perkara dan Kasat Brimob Polda Papua bersama beberapa perwira dari Polda Papua juga telah turun ke lokasi kejadian,” ujarnya.

Wachyono menambahkan, bentrokan tersebut berawal pada Sabtu (30/7) pukul 15.00 WIT lalu ketika massa pendukung Simon Alom melakukan konvoi di Ilaga untuk mendaftarkan diri sebagai calon Kepala Daerah di Kabupaten Puncak.

Tetapi KPU menolak pendaftaran dari Simon Alom dengan alasan ketua DPC Partai Gerindra, Thomas Tabuni sebagai pengusung Simon Alom mencabut dukungannya. Tak terima dengan sikap itu, massa pendukung Simon Alom geram hingga melakukan penyerangan terhadap massa pendukung Thomas. Bentrokan berdarah antara dua kelompok pun tak terhindarkan.

Wachyono menambahkan, saat kejadian anggota Brimob yang di-BKO-kan di Polsek Ilaga mengamankan situasi tersebut untuk tidak terjadi bentrokan antar dua kelompok massa. Namun dari kelompok tersebut menembakkan panah mengenai anggota Brimob, Frans Msen tepat dibagian dada. Untungnya, panah tersebut tidak menembus dada karena saat itu korban menggunakan rompi anti peluru.

”Saat itu ditemukan satu warga tewas akibat terkena senjata api dan 2 orang mengalami luka-luka dan kini masih diselidikan apakah itu dari senjata aparat atau dari warga,” ujarnya

Bentrokan kembali pecah pada Minggu (31/7) pagi sekitar pukul 07.00 WIT yang diawali dengan pembakaran kediaman Ketua DPRD Kabupaten Puncak, Elvis Tabuni yang mengahuskan mobil dinas, Honai (rumah adat) dan mengakibatkan 17 warga sipil tewas. [154]

Sumber; http://www.suarapembaruan.com