Monday, August 22, 2011

Kimaam Tertutup Untuk Para Investor

Mbaraka: Dikuatirkan Pulau Kimaam Akan Tenggelam

MERAUKE- Pulau Kimaam yang memiliki kekayaan alam yang begitu melimpah terutama perikanannya dan sangat potensial untuk bidang pertanian, dinyatakan tertutup untuk para investor. Pasalnya, jika masih dibuka dan dilakukan pembabatan hutan, maka dikuatirkan Pulau yang terpisah dari Pulau Besar Papua itu akan tenggelam.

Tentang ditutupnya Pulau Kimaam untuk investor tersebut diungkapkan Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka, MT, dihadapan masyarakat Kimaam pada Turun Kampung (Turkam) di Pulau Kimaam. ‘’Saya sampaikan bahwa untuk Kimaam sudah ditutup untuk investasi. Kalau kemarin kalian mendengar akan ada investasi masuk ke Tabonji dan Ilwayab di Wamol, semua itu sudah bergeser,’’ katanya. Menurut Bupati Romanus, penutupan Pulau Kimaam tersebut telah ia sampaikan ke Menteri Perekonomian di Jakarta belum lama ini. Alhasil, pemikiran tersebut diterima baik oleh Pemerintah Republik Indonesia yang memberikan ‘restu’ untuk menutup pulau tersebut dari investasi.

Penutupan dari Kimaam tersebut, kata Bupati, karena Pulau Kimaam sendiri seperti kuali dimana bagian tengah dari Pulau tersebut merupakan rawa dalam dan luas. ‘’Kalau kualinya ini bocor karena investasi maka pulau ini akan menjadi lautan, sehingga tidak boleh dibuka untuk investasi,’’ jelasnya.

Bupati membiarkan masyarakat tersebut berkembang lewat jalur pendidikan, apalagi menurutnya, Tuhan telah memberikan kekayaan yang begitu melimpah bagi masyarakat Kimaam. Sebab, ikan sendiri tidak perlu ditangkap tapi masuk sendiri ke dalam perahu.

Bupati meminta masyarakat agar semua anak di daerah tersebut sekolah. Sebab, untuk menjadi tuan di negeri sendiri tidak ada jalan lain selain melalui sekolah.

Dikatakan Bupati, lewat Merauke Integrated Food and Energy Stated (MIFEE) sejumlah investasi telah masuk ke daerah kawasan Kali Bian dan kawasan Kali Kumbe. Perusahaan-perusahaan masuk tersebut menggunakan tehnologi tinggi.

‘’Pertanyaannya sekarang, berapa orang Papua yang bisa bekerja di sana. Karena itu saya sering katakan kalau orang Papua tidak disiapkan dari sekarang lewat pendidikan, maka mereka hanya akan menjadi penonton. Kalaupun bisa bekerja, hanya pada bagian clening servis, tapi tidak pada posisi tinggi dalam perusahaan itu karena pendidikan yang tidak ada,’’ katanya. Karena itu, mau tidak mau mulai sekarang semua harus sekolah.(ulo/nan)

Sumber; http://www.cenderawasihpos.com