VIVAnews - Setiap kali bangsa Indonesia merayakan HUT kemerdekaannya, bisa dikatakan, hampir selalu diwarnai dengan berbagai insiden khususnya di tanah Papua. Seperti misalnya, pengibaran Bendera Bintang Kejora oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka.
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan korban Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar melihat aksi mereka bukan sekadar untuk mencari perhatian pemerintah Indonesia, melainkan ingin menunjukkan sebuah simbolisasi perlawanan. Haris mengatakan dengan mengibarkan bendera Bintang Kejora, aktivis OPM berusaha mengingatkan lagi tentang ketidakadilan ekonomi masyarakat Papua.
"Pengibaran bendera Bintang Kejora bermotif simbolik untuk menunjukkan perlawanan terhadap Indonesia. Dan mengambil momentum hari Kemerdekaan Indonesia. Menurut saya mereka tidak mencari perhatian tetapi menunjukkan , Rabperlawanan semata secara simbolik," ujar Haris dalam perbincangannya dengan VIVAnews.com, Rabu 17 Agustus 2011.
Haris menegaskan pemerintah tidak boleh melihat kejadian ini hanya dari satu sisi, 'pemberontak atau perusuh' melainkan perlu direalisasi sebuah program perataan kesejahteraan. Otonomi khusus yang sudah dijalankan selama ini dirasa kurang. Haris menilai masih diliputi banyak cerita korupsi.
"Masih banyak orang miskin dan hidup secara berkekurangan. Sementara eksploitasi dan represi hak sipil dan politik terus saja terjadi," katanya.
Dia menambahkan salah satu solusi terbaik untuk mengakhiri OPM adalah dengan mewujudkan keadilan dan kesejahteraan orang Papua. "Bukan membiarkan tanah Papua digerus persengkongkolan bisnis dan eksploitasi alam, jangan biarkan orang Papua di diskriminasi, stop marginalisasi orang Papua," katanya.
Jika isu kesenjangan dan ketidakadilan ekonomi belum tertangani secara nyata, Haris memastikan gerakan OPM tidak akan berhenti. Bahkan jika pemerintah memutuskan untuk menggunakan pendekatan militeristik seperti masa DOM di Aceh dahulu.
"OPM akan terus memanfaatkan isu ketidak adilan dan ketidak sejahteraan di Papua. Dan kalau negara sudah korup dan tidak memberikan keadilan dan kesejahteraan maka siapapun bisa bicara. Termasuk OPM," ujarnya. (eh)
Sumber; http://nasional.vivanews.com
Monday, August 22, 2011
Kontras: Ada Perlawanan Simbolik di Papua
8/22/2011 05:04:00 AM
Elsham News Service
Related Posts / Artikel Terkait :
Act of Free Choice
- Unconfirmed Reports Of Imminent Major Security Crackdown
- Unsolved West Papua killings hold up development, says legislator
- Papua: Time for Firm U.S. Stand?
- Free West Papua to speak out on Lini Day
- Czech journalist detained, deported from Indonesia
- Terdakwa Makar Papua Dilarang Berobat
- Parlemen Belanda Larang Jual Tank Leopard ke Indonesia
- West Papuan Leaders Face Life In Prison
- Westerse ‘journalist’ op Paoea gearresteerd
- WN Ceko Ditangkap Saat Demo WPNA
- Oknum Brimob Pasok Senjata Illegal
- Satu Orang Pelaku di Papua Tertembak
- DPR Papua Desak Polisi Usut Penembakan Freeport
- 2 Warga Papua Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal
- Pimpinan Gereja dan Masyarakat Papua Harus Bersatu
- Papua to Require Male Circumcision in AIDS Fight
- Papua Butuh Penyelesaian Unik
- W. Papua Cop Discharged for Smuggling Guns
- Dua Pemuda Jadi Korban Pengeroyokan
- Pengamanan Sidang Forkorus Cs Seperti ‘Mau Perang’
- Sekolah Kampung untuk Masa Depan Papua
- Pembangunan Pasar Mama-mama Terkendala Lahan
- Pembangunan Pasar Mama-mama Papua Masih ‘KJ’
- Dewan HAM PBB Pertanyakan HAM RI
- West Papua Report (February 2012)
OPM
- OPM Bantah Anggotanya Tertangkap Polisi
- Diduga Anggota OPM, 13 Warga Papua Ditangkap
- Jakarta needs fresh approach to Papua conflict
- ‘Forgotten’ Papua Waits for Jakarta as Violence Rages on
- Kalau Tak Bisa Ungkap, Kapolda Diminta Mundur !
- Panglima TNI: Biarkan Polisi Usut Kasus Kapten Tasman
- Komandan OPM Kecam Penembakan Warga di Keerom
- Indonesian president needs to reign in rampant military in West Papua
- Dana Otsus Papua Harus Diawasi Ketat
- TNI Lakukan Aksi Spionase di Papua?
- HRW Soal Aksi Mata-mata TNI di Papua
- Operasi Militer Timbulkan Teror Baru di Papua
- West Papua: Military report confirms desire for freedom
- Gugat Pepera, Syaratnya Harus Negara
- Academics call for end to military approach in Papua
- Ikrar Curigai Peran TNI di Konflik Papua
- Ribuan TNI Diterjunkan di Papua
- Ridha Saleh: Tak Cukup Dana Otsus, Papua Butuh Dialog Secepatnya
- Referendum Bisa Ciptakan Konflik Baru
- Pemerintah akan Lakukan Koordinasi Masalah Papua
- Gerakan Baru Papua Merdeka
- Kontras Yakin Parlemen Inggris Tak akan Dukung OPM
- Percepatan Provinsi Papua Tengah jadi Solusi
- Police Call on Densus 88 to Stem Violence