Jayapura - Setelah tewasnya 4 orang dalam penyerangan di Kampung Nafri, Jayapura, Papua, kini beredar SMS ancaman pembunuhan berantai. Polda Papua meminta warga mengabaikan ancaman via SMS ini.
SMS ini beredar Senin (1/8/2011). SMS itu berisi peringatan kepada warga Kota Jayapura untuk tidak beraktivitas di luar rumah pada 2-5 Agustsus 2011, karena akan dilakukan pembantaian besar-besaran di Jayapura, akibat terbunuhnya salah satu suku asal Papua pada penyerangan di Nafri, Senin dini hari tadi.
Menyikapi isu SMS ancaman pembunuhan itu, Polda Papua meminta warga untuk tidak cepat terpancing dan percaya dengan SMS yang tidak jelas tersebut. Asal-usulnya tak dapat dipertanggungjawabkan.
"Terkait beredarnya SMS ancaman yang tidak bisa dipertanggungjawabkan itu, saya imbau masyarakat di Jayapura untuk tidak mudah percaya dengan isu yang tidak jelas itu," imbaunya saat ditemui wartawan di Mapolda Papua, Jayapura, Senin (1/8/2011).
Dikatakan pria tegap itu, masyarakat tidak perlu takut dengan beredarnya isu SMS ancaman pembunuhan. Warga diminta untuk tetap melakukan aktivitas dengan normal baik di dalam maupun di luar rumah.
"Mana mungkin kita akan berdiam diri di rumah selama 4 atau 5 hari, lalu siapa yang bekerja dan memberi makan kita. Artinya SMS itu tidak bisa dipertanggungjawabkan," tukasnya.
Meski begitu, Wachyono meminta masyarakat untuk tetap waspada saat akan beraktivitas, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. "Namun demikian, kita harus antisipasi dan waspada. Misalnya ingin bepergian tak salah jika menanyakan kondisi wilayah pada kerabat kita yang tinggal di daerah yang ingin kita tuju. Supaya kita bisa menghindari hal-hal yang bisa merugikan diri kita sendiri," tuntasnya.(fay/fay)
Sumber; http://www.detiknews.com
Tuesday, August 2, 2011
Polda Papua Minta Warga Jayapura Abaikan SMS Teror Pasca Serangan
8/02/2011 01:54:00 PM
Elsham News Service
Related Posts / Artikel Terkait :
Berita Daerah realita hidup
- PT Freeport Setor Pajak 692 Juta Dolar AS
- Lemhanas to study Papua problem from an anthropologic perspective
- Pay serious attention to Papua, govt told
- Lemhannas favors soft approach in solving conflict
- OPM Jangan Dilawan dengan Milisi Tandingan
- Seminar Papua Barat di Oxford Hanya Media Provokasi
- Peristiwa Berdarah di Papua tak Berhubungan dengan Konferensi Papua Barat di London
- Soal Referendum Papua, DPR Ajukan 3 Permintaan ke Pemerintah
- Wakil Ketua DPR RI : Inggris Jangan Main Api !
- Ada Apa dengan Pepera?
- OPM: Mengambil Jalan Aceh
- Report of Human Rights Violations in Papua since 1969
- Aktivis Kemerdekaan Papua Kumpul di London
- Conference to look at Papuan self-determination
- Indonesia hindering prosperity of our region over West Papua, says PNG leader
- London rally demands Papuan independence
- Deadly Political Violence in Indonesian Province
- Despite Deaths, Independence Protests Continue in Indonesia
- KPU Tambrauw Tunda Pleno Hasil Pemilukada
- Presiden: Gunakan Pendekatan Persuasif
- Sorry: Indon Army Backs Down Over Threats
- War Crimes Court ‘Could Protect TNI’
- OPM: Kami Tak Bertanggung Jawab Atas Penembakan di Papua
- Mabes Polri Kirim Tim Selidiki Bentrok di Papua
- Rakyat Papua Inginkan Referendum
Kekerasan di Papua
- Satu Orang Pelaku di Papua Tertembak
- DPR Papua Desak Polisi Usut Penembakan Freeport
- 2 Warga Papua Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal
- Kalau Tak Bisa Ungkap, Kapolda Diminta Mundur !
- DAP: Jangan Lagi Ada Pembunuhan
- Dewan Adat Sesalkan Kekerasan di Papua
- Hentikan Pembentukan Milisi di Papua
- Panglima TNI: Biarkan Polisi Usut Kasus Kapten Tasman
- Komandan OPM Kecam Penembakan Warga di Keerom
- Hentikan Pendekatan Militer di Papua
- SBY Diminta Copot Kapolda dan Pangdam Cenderawasih
- Pratu Hasirun Divonis 6 Bulan
- Ikrar Curigai Peran TNI di Konflik Papua
- Pengerahan TNI di Papua Tanpa Keputusan Politik
- Ridha Saleh: Tak Cukup Dana Otsus, Papua Butuh Dialog Secepatnya
- Anggaran Otsus Papua Tersedot Birokrasi
- Bentrok TNI-OPM, Pengungsi di Papua Belum Tersentuh Bantuan
- Kapolda: Penembakan di Nafri Kriminal Murni
- Police send investigators to Papua
- Menhan: Insiden di Pinai Terkait Politik
- OPM: Kami Tak Bertanggung Jawab Atas Penembakan di Papua
- Mabes Polri Kirim Tim Selidiki Bentrok di Papua
- Panglima TNI: Tak Ada Tambahan Personel di Papua
- Bentrok Pilkada di Papua, Menteri Minta Partai Politik Bertanggung Jawab
- Tangani Papua, Pusat Tonjolkan Pendekatan Ekonomi
pangdam XVI cenderawasih
- PT Freeport Setor Pajak 692 Juta Dolar AS
- Lemhanas to study Papua problem from an anthropologic perspective
- Pay serious attention to Papua, govt told
- Lemhannas favors soft approach in solving conflict
- OPM Jangan Dilawan dengan Milisi Tandingan
- Seminar Papua Barat di Oxford Hanya Media Provokasi
- Peristiwa Berdarah di Papua tak Berhubungan dengan Konferensi Papua Barat di London
- Soal Referendum Papua, DPR Ajukan 3 Permintaan ke Pemerintah
- Wakil Ketua DPR RI : Inggris Jangan Main Api !
- Ada Apa dengan Pepera?
- OPM: Mengambil Jalan Aceh
- Report of Human Rights Violations in Papua since 1969
- Aktivis Kemerdekaan Papua Kumpul di London
- Conference to look at Papuan self-determination
- Indonesia hindering prosperity of our region over West Papua, says PNG leader
- London rally demands Papuan independence
- Deadly Political Violence in Indonesian Province
- Despite Deaths, Independence Protests Continue in Indonesia
- KPU Tambrauw Tunda Pleno Hasil Pemilukada
- Presiden: Gunakan Pendekatan Persuasif
- Sorry: Indon Army Backs Down Over Threats
- War Crimes Court ‘Could Protect TNI’
- OPM: Kami Tak Bertanggung Jawab Atas Penembakan di Papua
- Mabes Polri Kirim Tim Selidiki Bentrok di Papua
- Rakyat Papua Inginkan Referendum