Liputan6.com, London: Puluhan orang mengikuti seminar tentang Papua Barat yang diadakan International Lawyers for West Papua (ILWP) di Universitas Oxford Inggris, Selasa siang (2/8). Dari 200 kapasitas gedung, yang hadir diperkirakan hanya 70 orang dan 15 diantaranya masyarakat Papua yang berada di Belanda.
Menanggapi penyelenggaraan konferensi bertajuk `West Papua: the Road to Freedom? ini, Kepala Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI London, Herry Sudradjat mengatakan bahwa seminar itu hanya untuk media provokasi ke dalam negeri di Papua. Tujuannya adalah mengusung agenda pemisahan kedua propinsi di Papua dari Indonesia, dan bukan diskusi ilmiah terbuka.
Menurut Herry Sudradjat, para pembicara yang diundang pada konferensi tersebut dipilih secara selektif guna mengusung agenda separatisme di Papua ketimbang perdamaian dan kesejahteraan di Papua. Sedangkan tokoh-tokoh di Papua yang mempunyai pandangan berbeda, tidak di undang untuk berbicara di forum tersebut.
"Tokoh-tokoh seperti Franz Albert Joku dan Nick Messet di Papua yang jelas-jelas mempunyai perhatian yang besar terhadap kedamaian dan kesejahteraan masyarakat di Papua malahan tidak diberi kesempatan untuk bicara," ujar Herry Sudradjat.
Menurut Herry Sudradjat, dalam sebuah forum diskusi ilmiah, perbedaan pandangan dan dialog merupakan suatu hal yang biasa. Namun penyelenggara forum ini sepertinya tidak terbiasa dengan diskursus ilmiah, dan ingin menghindari pendapat yang berbeda dari agenda mereka.
Penyelenggaraan konferensi yang diusung oleh kelompok Free West Papua Campaign (FWPC) tersebut menghadirkan pembicara-pembicara seperti John Saltford, akademisi Inggris pengarang buku "autonomy of betrayal", Benny Wenda pemimpin FWPC, Ralph Regenvaru, Menteri Kehakiman Vanuatu serta beberapa pembicara lainnya. Sementara dari Propinsi Papua, mereka mengundang Dr. Benny Giay dan Pendeta Sofyan Yomanuntuk yang berbicara melalui video conferrence.
Menurut salah seorang peserta, para pembicara konferensi yang diselenggarakan di East School of the Examination Schools tersebut umumnya menyampaikan pendapat yang senada, yaitu menggugat keabsahan penyelenggaraan Pepera yang dinilai tidak sah berdasarkan hukum internasional mengenai referendum. (ANT/mla)
Sumber; http://berita.liputan6.com
Saturday, August 6, 2011
Seminar Papua Barat di Oxford Hanya Media Provokasi
8/06/2011 12:58:00 PM
Elsham News Service
Related Posts / Artikel Terkait :
Berita Daerah realita hidup
- PT Freeport Setor Pajak 692 Juta Dolar AS
- Lemhanas to study Papua problem from an anthropologic perspective
- Pay serious attention to Papua, govt told
- Lemhannas favors soft approach in solving conflict
- OPM Jangan Dilawan dengan Milisi Tandingan
- Peristiwa Berdarah di Papua tak Berhubungan dengan Konferensi Papua Barat di London
- Soal Referendum Papua, DPR Ajukan 3 Permintaan ke Pemerintah
- Wakil Ketua DPR RI : Inggris Jangan Main Api !
- Ada Apa dengan Pepera?
- OPM: Mengambil Jalan Aceh
- Report of Human Rights Violations in Papua since 1969
- Aktivis Kemerdekaan Papua Kumpul di London
- Conference to look at Papuan self-determination
- Indonesia hindering prosperity of our region over West Papua, says PNG leader
- London rally demands Papuan independence
- Deadly Political Violence in Indonesian Province
- Despite Deaths, Independence Protests Continue in Indonesia
- KPU Tambrauw Tunda Pleno Hasil Pemilukada
- Presiden: Gunakan Pendekatan Persuasif
- Sorry: Indon Army Backs Down Over Threats
- War Crimes Court ‘Could Protect TNI’
- OPM: Kami Tak Bertanggung Jawab Atas Penembakan di Papua
- Mabes Polri Kirim Tim Selidiki Bentrok di Papua
- Rakyat Papua Inginkan Referendum
pangdam XVI cenderawasih
- PT Freeport Setor Pajak 692 Juta Dolar AS
- Lemhanas to study Papua problem from an anthropologic perspective
- Pay serious attention to Papua, govt told
- Lemhannas favors soft approach in solving conflict
- OPM Jangan Dilawan dengan Milisi Tandingan
- Peristiwa Berdarah di Papua tak Berhubungan dengan Konferensi Papua Barat di London
- Soal Referendum Papua, DPR Ajukan 3 Permintaan ke Pemerintah
- Wakil Ketua DPR RI : Inggris Jangan Main Api !
- Ada Apa dengan Pepera?
- OPM: Mengambil Jalan Aceh
- Report of Human Rights Violations in Papua since 1969
- Aktivis Kemerdekaan Papua Kumpul di London
- Conference to look at Papuan self-determination
- Indonesia hindering prosperity of our region over West Papua, says PNG leader
- London rally demands Papuan independence
- Deadly Political Violence in Indonesian Province
- Despite Deaths, Independence Protests Continue in Indonesia
- KPU Tambrauw Tunda Pleno Hasil Pemilukada
- Presiden: Gunakan Pendekatan Persuasif
- Sorry: Indon Army Backs Down Over Threats
- War Crimes Court ‘Could Protect TNI’
- OPM: Kami Tak Bertanggung Jawab Atas Penembakan di Papua
- Mabes Polri Kirim Tim Selidiki Bentrok di Papua
- Rakyat Papua Inginkan Referendum
Dialog
- Pimpinan Gereja dan Masyarakat Papua Harus Bersatu
- Papua Butuh Penyelesaian Unik
- Temui Presiden, Sinode Papua Bahas Perdamaian Papua
- Gereja di Papua Dukung Dialog Damai
- SBY meets with 13 Papuan church leaders
- Aceh Peace Model Stumbles in Troubled Indonesian Papua Region
- Dewan Adat Sesalkan Kekerasan di Papua
- Papuan leader to visit NZ
- Hentikan Pendekatan Militer di Papua
- Forum Akademisi untuk Papua Damai
- Forum Ilmuwan Desak Dialog Jakarta Papua
- Academics call for end to military approach in Papua
- Ridha Saleh: Tak Cukup Dana Otsus, Papua Butuh Dialog Secepatnya
- Hillary Goes to Bali: Fear, Disputes and Not That Much Love
- Giliran JDP Siap Gelar Dialog Warga Papua
- Dialog dengan Masyarakat Papua Harus Segera Dilakukan
- Jangan Anggap Remeh Gerakan Intelektual Papua Barat
- Penyelesaian Konflik Papua dengan Dialog
- RI Berusaha Minimalisir Dampak Demo Papua
- Soal Papua, Pemerintah Harus Cantik Berdiplomasi
- Konferensi di Inggris, Papua Bergejolak
- Papuans demand more attention
- Lemhanas to study Papua problem from an anthropologic perspective
- JDP Dorong Dialog Jakarta—Papua
ILWP
- The Papua Problem: Seeds of Disintegration
- Gugat Pepera, Syaratnya Harus Negara
- Referendum Bisa Ciptakan Konflik Baru
- Aktivis Papua di Inggris Minta Dukungan Rakyat Indonesia
- Gerakan Baru Papua Merdeka
- The week in review: Fighting graft and separatism
- Di Inggris, Rakyat Papua Cetuskan Resolusi
- Konferensi di Inggris, Papua Bergejolak
- Disinyalir Ada Skenario Kacaukan Papua
- Pay serious attention to Papua, govt told
- OPM Jangan Dilawan dengan Milisi Tandingan
- Peristiwa Berdarah di Papua tak Berhubungan dengan Konferensi Papua Barat di London