Tuesday, August 2, 2011

Tiga Kawasan Papua dalam Status Waspada

TEMPO Interaktif, Jakarta - Polisi menetapkan status waspada terhadap keamanan tiga wilayah Papua setelah terjadinya bentrokan yang menewaskan 23 orang, Sabtu lalu, 30 Juli 2011. "Meski berstatus waspada, situasi Papua kini terkendali," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Anton Bahrul Alam, Senin 1 Agustus 2011.

Bentrok di Papua ini terjadi di tiga lokasi. Di kabupaten Puncak Jaya, Pinai, dan Tanjakan Gunung Merah Papua. Bentrok paling banyak menelan korban terjadi di Puncak dengan korban mati 19 orang. Bentrok pecah antara pendukung Thomas Tabuni, Ketua Partai Gerinda, dan pendukung Simon Alom, calon bupati Puncak Jaya. Penyebabnya terkait pencabutan dukungan dari Thomas terhadap Simon yang hendak maju sebagai calon bupati.

Massa pendukung Simon menyerang massa pendukung Thomas pada 30 Juli, yang menyebabkan dua orang tewas. Hari berikutnya, Sabtu 31 Juli, saling serang kembali terjadi dan menyebabkan 17 orang lagi tewas. Akibat bentrok, Gedung Dewan dan Kantor Komisi Pemilihan Umum setempat juga rusak. "Satu peleton telah disiagakan menjaga kantor KPU dan Dewan," kata Anton.

Sebelumnya, Jumat 29 Juli, bentrok juga terjadi di Kabupaten Pinai antara anggota polisi resor setempat dan 16 anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM). Penyerangan bermula dari teguran anggota OPM terhadap dua teknisi antena TV Papua. Teknisi itu dilarang melanjutkan pekerjaan. Benar saja mereka berhenti, tapi kemudian justru melapor ke anggota Polres.

Anton melanjutkan, setelah menerima laporan, anggota Polres mengejar. Aksi saling tembak pun terjadi. "Tapi mereka (OPM) berhasil kabur dan tidak ada korban jiwa di situ," tuturnya.

Serangan OPM juga terjadi di tanjakan Gunung Merah pada Senin dini hari 1 Agustus. Mereka menghadang sebuah mobil angkot pedesaan yang berisi 9 orang penumpang, satu di antaranya anggota TNI. Mobil dihadang dengan pohon yang ditebang. Angkot tak bisa lewat. Di situlah terjadi penganiayaan dan penembakan terhadap penumpang. "Empat orang ewas, empat lainnya luka-luka," kata dia.

Setelah menyerang warga, bendera OPM ditancapkan di lokasi. Menurut Anton, Polda telah menerjunkan satu peleton polisi memburu anggota OPM yang kabur tersebut. Ia juga belum mendapat laporan tentang motif penyerangan. Hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Ditanya apakah penyerangan itu terkait dengan dialog Perpera di London? "Saya belum tahu," ucap Anton.(MUHAMMAD TAUFIK)

Sumber; http://www.tempointeraktif.com