Saturday, September 24, 2011

Papua Barat Kekurangan Dokter

MANOKWARI, KOMPAS - Papua Barat kekurangan dokter. Belum semua puskesmas memiliki dokter umum dan tak semua rumah sakit ada dokter empat spesialis dasar, yaitu spesialis anak, obstetri ginekologi, penyakit dalam dan bedah. Padahal, kondisi geografis yang sulit mengharuskan jumlah dokter lebih banyak untuk menjamin akses pelayanan kesehatan.

Menurut Nurmawati, Kepala Bidang Bina Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan Dinas Kesehatan Papua Barat, Sabtu (17/9/2011), di Manokwari, hanya ada 250 dokter umum di Papua Barat. Sebanyak 147 dokter pegawai negeri sipil, sisanya dokter kontrak serta dokter pegawai tidak tetap (PTT).

Tidak semua praktik

Tidak semua dokter PNS bekerja di rumah sakit atau puskesmas. Sebagian bekerja di Kantor Dinas Kesehatan, termasuk Nurmawati. Seharusnya perlu 2-3 dokter umum untuk setiap 105 puskesmas dan 11 rumah sakit di Papua Barat. Paling tidak ada 252 dokter umum. Sayangnya, jumlah minimal itu belum terpenuhi.

Rasio penghitungan kebutuhan dokter di Papua Barat tidak bisa mengacu pada hitungan nasional 1 dokter : 2.500 penduduk. Sebab, kondisi geografi Papua banyak pegunungan dan pulau-pulau kecil, dan infrastruktur (jalan) yang belum tersambung. Penduduk di lokasi-lokasi itu kesulitan mengakses layanan kesehatan.

Meskipun ada upaya puskesmas keliling lewat program team mobile clinic (TMC) yang menyasar daerah terpencil dan terisolasi, hal itu belum sepenuhnya mengatasi masalah kesehatan penduduk. Sebab, kunjungan hanya 4 bulan sekali. Program ini bergantung pada dana pemerintah pusat sejak tahun 2008-2010. Tahun ini belum berjalan. Setiap tahun, tim hanya bisa menjangkau 7 desa atau kampung per kabupaten.

Kabupaten yang sulit dijangkau adalah yang infrastruktur jalannya belum tersambung atau terdiri dari pulau-pulau kecil, seperti Kabupaten Raja Ampat.

Kebutuhan meningkat

Rivaldi D, dokter Puskesmas Sanggeng, Manokwari, menyatakan, kebutuhan dokter meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk dan terbukanya akses jalan. Dia bertutur, waktu bertugas di Distrik Oransbari, Manokwari, awalnya hanya butuh satu dokter umum. Setelah distrik itu makin banyak pendatang dan jalan lintas desa tersambung, butuh lebih banyak dokter.

Selain dokter umum, jumlah dokter gigi dan dokter spesialis masih kurang. Seharusnya ada satu dokter gigi untuk tiap puskesmas dari 105 puskesmas. Saat ini hanya ada 30 dokter gigi PNS dan sekitar 20 dokter gigi PTT.

Diakui Nurmawati, ketersediaan dokter selama ini terbantu program dokter PTT. Namun, dia tak tahu sampai kapan program ini akan berjalan dan bagaimana kelanjutannya jika dokter-dokter PTT kembali ke daerah asalnya dan tak bersedia menjadi dokter tetap di Papua yang kondisinya serba terbatas. (THT)

Sumber; http://health.kompas.com/