JAKARTA - Ketua Ikatan Mahasiswa Papua (IPAMA) Siprianus Bumai mengkritik pendekatan keamanan oleh pemerintah Indonesia dalam menghadapi gejolak politik di Papua. Menurutnya, kebijakan itu justru kian meningkatkan eskalasi aktivitas Organisasi Papua Merdeka dan keinginan rakyat Papua untuk merdeka.
“Kami tidak berani keluar rumah setelah jam 18.00. Padahal pendekatan keamanan yang dilakukan Jakarta, semakin meningkatkan eskalasi aktivitas OPM dan keinginan rakyat Papua untuk merdeka,” katanya saat bertamu ke kediaman tokoh nasional Rizal Ramli, Minggu (4/9/2011).
“Kalau dikatakan Papua adalah tindakan sparatis, itu tidak benar. Tidak ada niat untuk melawan, jika tidak dipicu oleh pemerintah sendiri. Kami ingin Papua damai dan diperlakukan secara adil. Itu saja," tegasnya seraya menambahkan jumlah personel TNI dan Polri terus bertambah di Papua.
Tokoh Buddha Lieus Sungkharisma, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut menambahkan, akar persoalan terjadinya karut-marut di Indonesia adalah para pejabatnya tidak memperhatikan nasib rakyat. Mereka sibuk memperkaya diri dan bersenang-senang. Di sisi lain, sejatinya perilaku pejabat daerah pada hakekatnya meniru para pejabat pusat.
"Jangankan di Papua dan daerah lain di luar Jawa, saya di Glodog, Jakarta Barat, pun ingin merdeka. Kebijakan negara membuat rakyat semakin miskin. Jadi, perubahan adalah suatu keniscayaan yang tidak mungkin dihindari lagi,"
Sementara itu, Rizal Ramli mengatakan, perubahan memang harus terjadi. Namun, proses perubahan harus berlangsung dengan damai, tanpa jatuh seorang pun korban.
“Doa dan puasa bersama umat lintas agama adalah pesan yang sangat jelas, bahwa seluruh lapisan rakyat menginginkan perubahan segera," ujarnya.(abe)
Sumber; http://news.okezone.com/read/2011/09/04/337/498650/pemuda-papua-kritik-pendekatan-keamanan-indonesia