Monday, September 12, 2011

Polisi Proses Kasus Pemukulan Wartawan oleh Bupati Sorsel

[JAYAPURA] Kasus pemukulan terhadap salah satu wartawan Top TV, salah satu televisi lokal di Jayapura, kini ditangani pihak Kepolisian Sorong Selatan (Sorsel).

Hal itu disampaikan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Irjen Pol Bigman Lumban Tobing, saat ditemui wartawan di Mapolda Jayapura, Jumat (9/9) petang.

Kapolda mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan mengenai adanya pemukulan terhadap wartawan, dan saat ini sudah ditangani oleh Polres Sorong Selatan.

"Saya sudah perintahkan Kapolres Sorong Selatan agar permasalahan itu diproses secara profesional dan proporsional. Siapa pun pelakunya harus diproses sesuai hukum," katanya.

Kapolda menjelaskan, saat ini sifatnya kepolisian baru menerima laporan, setelah itu baru akan ditindaklanjuti dengan memeriksa saksi. Jika nanti terbukti, siapa pun dia akan di prorses sesuai hukum yang berlaku.

"Kita akan dalami kasus pemukulan itu, jika wartawan ada bukti kuat mengenai kejadian tersebut silakan berikan ke pihak Kepolisian, kami akan sangat menghargai," jelasnya.

Mengenai ajudan bupati yang diketahui adalah anggota polisi yang dilaporkan juga ikut memukul wartawan, tegasnya, jika oknum tersebut terbukti ikut memukul, saya akan penjarakan dia.

"Jika terbukti, saya akan copot oknum polisi tersebut menjadi ajudan dan akan dipenjarakan. Buat apa jadi polisi jika nantinya jadi pemukul, untuk apa," tegas Kapolda.

Sebelumnya, wartawan TOP TV, salah satu televisi Lokal di Jayapura yang bertugas di Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, Mufriali, dipukul bupati kabupaten setempat, Otto Ihalauw, serta ajudannya, Jumat pagi sekitar pukul 09.00 WIT.

Mufliadi juga dipukul oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuann dan empat anggota satpol PP setempat.

Menurut korban, pemukulan terhadap dirinya bermula ketika ia mendapat kabar kalau ada aksi masyarakat pemilik hak ulayat setempat, yang melakukan pemalangan kantor Bupati Sorsel.

Begitu mendapat info itu dirinya langsung menuju lokasi pemalangan untuk pengambilan gambar. Namun, tiba-tiba ajudan bupati Sorsel yang adalah anggota Brimobda, dari arah belakang langsung menarik kerah bajunya dengan kekerasan dan langsung membawanya menghadap Bupati Sorsel   "Setelah itu langsung saja Bupati Sorsel, Otto Ihalauw memukul wajah saya sebanyak dua kali, dan diikuti ajudan, kepala dinas pemberdayaan perempuan, serta empat orang anggota satpol PP setempat," terang Muflih, seraya menambahkan usai dipukul dia juga sempat dibawa menuju ruangan kantor bupati.

Akibat pemukulah itu, Mufriali mengaku wajah, hidung, pipi kanan dan kiri, serta rahang dan dahinya bengkak.

"Beberapa bagian tubuh saya terasa sakit. Saya berharap kasus ini diproses hukum hingga tuntas," ujarnya. [Ant/L-9]

Sumber; http://www.suarapembaruan.com