JAKARTA - Puluhan mahasiswa asal Papua dapat mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Gajah Mada (UGM). Kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi kurang mampu, yang tinggal di tengah pedalaman hutan lebat.
Menanggapi cukup banyaknya jumlah mahasiswa yang berkuliah di UGM. Kepala Bidang Humas dan Keprotokolan UGM Suryo Baskoro mengatakan, para mahasiswa asal Bumi Cendrawasih tersebut sebelumnya sudah lolos seleksi sejak 2010.
"Seleksinya lewat program penelusuran bibit unggul pembangunan daerah, hasil kerja sama UGM dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pegunungan Bintang," ujar Suryo, seperti yang dilansir dari situs UGM, Kamis (8/9/2011).
Untuk meresmikan penerimaan mereka sebagai mahasiswa baru UGM, Suryo menambahkan, mereka akan mengikuti rangkaian program di UGM.
"Selama sepuluh bulan ini, mereka mengikuti Program Martikulasi di UGM, tahun ini mereka diterima secara resmi sebagai mahasiswa baru," imbuhnya.
Beberapa di antara mereka yang mendapat kesempatan beasiswa, yakni Abenius, Demas Mirin, dan Emiona Nerlin Tepmui. Abenius sangat antusia terhadap kuliah di UGM, hingga menceritakan serunya pengalaman saat masih SMA di Oksibil, Papua.
Demas mengaku, senang ketika menerima tawaran beasiswa dari pemereintah setempat guna melanjutkan kuliah di UGM. "Saya senang dan bangga, saya bisa kuliah di kampus terkenal di Indonesia," tutur Demas dengan logat Papuanya.
Emiona pun merasakan hal yang sama, terlebih menjadi satu-satunya perempuan dari beberapa mahasiswa asal Pegunungan Bintang, Papua.
"Saya diterima di fakultas Kedokteran, dengan begitu saya memiliki cita-cita untuk mengabdi sebagai perawat di kampung kelahiran saya kelak. Sebab di sana belum ada perawat dan bidan," aku Emiona.(rhs)
Menanggapi cukup banyaknya jumlah mahasiswa yang berkuliah di UGM. Kepala Bidang Humas dan Keprotokolan UGM Suryo Baskoro mengatakan, para mahasiswa asal Bumi Cendrawasih tersebut sebelumnya sudah lolos seleksi sejak 2010.
"Seleksinya lewat program penelusuran bibit unggul pembangunan daerah, hasil kerja sama UGM dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pegunungan Bintang," ujar Suryo, seperti yang dilansir dari situs UGM, Kamis (8/9/2011).
Untuk meresmikan penerimaan mereka sebagai mahasiswa baru UGM, Suryo menambahkan, mereka akan mengikuti rangkaian program di UGM.
"Selama sepuluh bulan ini, mereka mengikuti Program Martikulasi di UGM, tahun ini mereka diterima secara resmi sebagai mahasiswa baru," imbuhnya.
Beberapa di antara mereka yang mendapat kesempatan beasiswa, yakni Abenius, Demas Mirin, dan Emiona Nerlin Tepmui. Abenius sangat antusia terhadap kuliah di UGM, hingga menceritakan serunya pengalaman saat masih SMA di Oksibil, Papua.
Demas mengaku, senang ketika menerima tawaran beasiswa dari pemereintah setempat guna melanjutkan kuliah di UGM. "Saya senang dan bangga, saya bisa kuliah di kampus terkenal di Indonesia," tutur Demas dengan logat Papuanya.
Emiona pun merasakan hal yang sama, terlebih menjadi satu-satunya perempuan dari beberapa mahasiswa asal Pegunungan Bintang, Papua.
"Saya diterima di fakultas Kedokteran, dengan begitu saya memiliki cita-cita untuk mengabdi sebagai perawat di kampung kelahiran saya kelak. Sebab di sana belum ada perawat dan bidan," aku Emiona.(rhs)
Sumber; http://kampus.okezone.com
