Tuesday, October 18, 2011

Bangsa Papua Tidak Berjuang Untuk Merusak Atau Menghancurkan

Jayapura, ENS,- Pembukaan kangres Papua ke tiga Se in (17/10) diawali dengan doa dalam bahasa daerah oleh tujuh orang ketua wilayah adat saat ibadah di lapangan Zakheus Padang Bulan. Setelah ibadah, pembukaan kongres dilanjutkan dengan pemukulan tifa adat oleh enam orang pimpinan kolektif yaitu, Eliaser Awom, Septinus Paiki, Forkorus Y, Edison Waromin dan Kailele.


Sedikitnya 2000 orang menghadiri kongres rakyat Papua, mereka merupakan perwakilan dari tujuh wilayah masyarakat adat yang meliputi unsur, perempuan, pemuda, mahasiswa, Presidium Dewan Papua (PDP), West Papua National Authority (WPNA), West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL), Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Dewan Melanesia Barat dan Mantan Tahanan Politik dan Narapidana Politik. Sedangkan Dirjen Otonomi Daerah, jajaran pimpinan tingkat Provinsi Papua, dan beberapa tokoh masyarakat yang di undang tidak hadir dalam perhelatan akbar itu.


Pembukaan kongres berjalan lancar dan meriah, acara hari pertama itu diisi dengan pemilihan pimpinan sidang, pembacaan tata tertib dan penyampaian pandangan politik. Walaupun digelar di tengah lapangan dan panas terik membakar, namun masyarakat tetap mengikuti kongres itu dengan antusias. Ketua Dewan Adat Papua Forkorus Yaboisembut menyambut baik antusiasme masyarakat itu. Menurut dia, itu bagian dari proses perjuangan masyarakat asli Papua untuk menegakkan hak-hak dasar mereka.


Forkorus menegaskan bahwa rakyat Papua memperjuangkan hak-hak dasar mereka, termasuk hak politik, namun mereka tetap menghargai Pemerintah Indonesia. "Perjuangan kami ini bukan perjuangan untuk merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia. Itu sudah prinsip," kata Yaboisembut.


“Bangsa Papua tidak berjuang untuk merusak atau menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kami berjuang untuk menegakkan hak-hak dasar kami, termasuk hak politik, termasuk hak merdeka sebagai suatu bangsa," ungkapnya.


Penjagaan Ketat

Sementara itu, tampak aparat keamanan melakukan penjagaan yang ketat di beberapa titik. Aparat keamanan yang terdiri dari TNI dan POLRI lakukan penjagaan mulai dari Audotorium Kampus Uncen yang berjarak sekitar 200 meter dari tempat berlangsungnya kongres, sampai batas kabupaten Jayapura.


Di sekitar perumnas IV dekat pangkalan ojek rebali (sekitar 300 meter dari tempat kongres) tampak sebuah panser dan puluhan polisi berseragam lengkap dengan membawa senjata laras sedang bersiaga, begitu juga di sepanjang jalan dari depan Asrama Yan Mamoribo hingga depan Holla Plaza.


Di depan Holla Plaza tampak sebuah barakuda milik Brimob, dan sebuah buah truk Dalmas Polresta Jayapura.

Secara umum aktivitas masyarakat di wilayah Waena, Padangbulan, Abepura, hingga Kotaraja, berlangsung normal.@ENS