Tuesday, August 2, 2011

Mabes Polri Kirim Tim Selidiki Bentrok di Papua

JAKARTA- Mabes Polri telah mengirimkan tim dari Bareskrim untuk membantu penyelidikan kasus bentrokan antara dua kubu di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam mengatakan ada kekhawatiran upaya balas dendam dari salah satu kubu, karena banyak korban tewas dari mereka.

“Di Papua kondisi sudah terkendali karena korban banyak dari pihak Pak Thomas, yang kita khawatirkan ada balas dendam maka kita turunkan satu peleton Brimob untuk mengendalikan situasi. Dan kita mengirimkan penyidik dari Bareskrim di (Kabupaten) Puncak, Ilaga itu,” ujarnya.

Polisi, kata dia, juga sudah memintai keterangan beberapa warga untuk mengungkap bentrok yang menewaskan setidaknya 17 orang itu.

“Karena saling menyerang maka dilakukan olah TKP. Masyarakat masih dimintai keterangan. Situasi sudah kondusif tapi untuk menjangkau agak sulit,” ucapnya.

Bentrokan antara warga terjadi di Ilaga Kabupaten Puncak pada 30 dan 31 Juli 2011. Peristiwa itu setidaknya 17 orang.

Kejadian berawal pada Sabtu 30 Juli 2011 sekira pukul 15.00 WIT. Saat itu Simon Alom tengah melakukan pendaftaran ke kantor KPU Kabupaten Puncak sebagai bakal calon Bupati Puncak. Namun berkasnya ditolak lantaran ketua partainya telah mencabut dukungannya.

”Saudara Thomas Tabuni sebagai Ketua Partai Gerindra pengusung Saudara Simon Alom mencabut dukungannya. Selanjutnya massa pendukung Saudara Simon marah dan menyerang massa Saudara Thomas Tabuni sehingga terjadi bentrok,” jelas Anton pada Senin 1 Agustus kemarin.

Pasukan Brimob BKO dan anggota Polsek Ilaga sempat menghalau dua kelompok agar tidak saling serang, namun keadaan tak terkendali.

”Anggota Brimob atas nama Bripda Frans terkena anak panah, namun tidak parah. Akibat bentrokan itu jatuh dua orang meninggal dan satu luka," kata Anton.

Selanjutnya, lanjut Anton, keesokan harinya yakni 31 Juli 2011 sekira pukul 06.30 WIT di lokasi yang sama kembali terjadi bentrokan saling kedua kubu yang mengakibatkan rumah Tabuni, mobil dinas, dan sebuah Honay (rumah adat Papua) rusak parah. Kantor KPU setempat pun tak luput dibakar massa.

”Pukul 07.00 WIT dari kantor DPRD kabupaten Puncak sampai kediaman Tabuni kembali terjadi bentrok yang mengakibatkan korban jiwa 13 orang dari kelompok Thomas Tabuni dan empat orang tewas dari kelompok Simon Alom,” terangnya.(ton)

Sumber; http://news.okezone.com