Monday, August 22, 2011

SMGR kaji pembangunan pabrik di Indonesia bagian timur

JAKARTA. PT Semen Gresik Tbk (SMGR) mulai melakukan kajian untuk mendirikan pabrik baru di wilayah Indonesia Timur. "Saat ini kami sedang melakukan kajian di daerah Papua," kata Dwi Soetjipto, Presiden Direktur SMGR kepada wartawan, Jumat (19/8), di Jakarta.

Kajian itu meliputi keadaan pasar di Papua, perkembangan infrastruktur di sana, dan tinjauan dari fasilitas-fasilitas yang memungkinkan pemangkasan beban biaya. Dwi menyebut, sejauh ini, perseroan sudah menemukan bakal sumber bahan baku semen. Namun, dari hasil kajian sementara, dia mengakui biaya investasi di Papua sangat besar, bisa dua kali lipat dari pembangunan pabrik di Indonesia bagian barat ataupun tengah. Selain itu, pangsa pasar di sana masih kecil, biaya dan transportasi untuk distribusi juga besar.

"Misalnya kami membawa semen dari Manokwari ke Jayapura, biaya pengantarannya sangat tinggi," kata Dwi. Terlebih lagi SMGR membawa tenaga kerja dari luar Papua dan besi beton juga didatangkan dari luar Papua. "Tapi nilai investasi yang besar tidak akan menjadi masalah jika pendapatannya juga lancar," imbuhnya.

Dwi bilang, perseroan membidik pasar Indonesia Timur untuk memenuhi kebutuhan semen di kawasan tersebut. Sejauh ini, perseroan memang belum memproduksi semen di Indonesia Timur, baru sebatas gudang untuk packaging kiriman dari wilayah di luar Indonesia Timur.

Tapi, pada awal tahun depan dan masuk target capital expenditure (capex) 2012, SMGR lebih dahulu akan membangun dua pabrik baru di wilayah Sumatera dan satu lagi kemungkinan di pulau Jawa dengan nilai investasi Rp 3 triliun. Untuk kapasitas produksi pabrik baru tersebut perseroan masih melakukan kajian, apakah membangun 1 pabrik dengan kapasitas 2,5 juta ton per tahun atau dua pabrik yang kapasitas produksinya masing-masing 1,5 juta ton per tahun. "Kemungkinan tahun 2014, pabrik baru tersebut akan selesai,"katanya.

Dwi menambahkan, tahun ini, total kapasitas produksi semen nasional sekitar 54 juta ton per tahun, dengan kapasitas produksi sekitar 20,22 juta ton per tahun. Saat ini Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat konsumsi semen per kapita (Consumption cement per kapita) paling rendah dibandingkan negara-negara Asia lainnya. Namun dengan melihat pertumbuhan ekonomi yang pesat, Dwi yakin ke depan peluang industri ini masih terbuka lebar dan ada kemungkinan muncul pemain baru di industri ini.

Sumber; http://investasi.kontan.co.id