Monday, September 12, 2011

Jenazah Pilot dan Kopilot Susi Air Dievakuasi dari Pesawat


TEMPO Interaktif, Jayapura - Dua jenazah kru pesawat Susi Air telah dievakuasi dari bangkai pesawat. Satu jenazah masih utuh dan satu jenazah lagi terjepit di pohon yang ada di sekitar lokasi pesawat jatuh. "Dua jenazah dari kru Susi Air yang berwarga negara Australia dan Slovakia ini sudah berada di samping heli pad atau tempat pendaratan darurat heli yang sebelumnya dibuat tim SAR," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Komisaris Besar Wachyono, Senin malam waktu Indonesia bagian timur atau hari ini 12 September 2011.

Menurut Wachyono, tim yang diterjunkan untuk mengevakuasi dua jenazah ini ada sekitar 35 orang. "Dua jenazah ini rencananya baru Selasa besok, 13 September 2011 pagi, akan diambil oleh Heli Airfas dari lokasi tempat pendaratan heli. Dua jenazah itu akan diterbangkan ke Silimo sambil menunggu kepastian apakah dibawa ke Wamena atau langsung diterbangkan ke Timika," katanya.

Sebelumnya cuaca buruk sempat kembali menyelimuti lokasi jatuhnya pesawat Susi Air jenis Caravan C 208 B PK-VVE di sekitar Kampung Saminage, Distrik Pasema, Kabupaten Yahukimo, Papua. Akibatnya, proses evakuasi terhadap pilot dan kopilotnya kembali ditunda. "Sejak pukul 15.00 WIT hari ini aktivitas evakuasi untuk sementara sempat dihentikan karena cuaca yang sangat buruk. Makanya besok baru dua jenazah dievakuasi," katanya.

Wachyono mengatakan cuaca yang kerap berubah-ubah dalam hitungan menit menjadi kendala utama proses evakuasi sejak pesawat ditemukan. "Karena itu kegiatan evakuasi sulit dilaksanakan dengan cepat. Bahkan saat heli sudah di lokasi, tiba-tiba awan gelap menyelimuti, terpaksa heli kembali. Tapi yang pasti jenazah pilot dan kopilot sudah berhasil dikeluarkan dari badan pesawat dan besok tinggal diangkut dengan heli," katanya.

Dari data yang didapat, kondisi badan pesawat Susi Air yang jatuh terlihat hancur total dan tinggal ekor yang tersisa. Posisi pesawat Susi Air yang jatuh ini berada di lereng gunung, sehingga menyulitkan tim SAR melakukan evakuasi. Hal ini juga diperparah dengan kondisi cuaca di sekitar lokasi pesawat jatuh, sering berubah-ubah hanya dalam hitungan menit. (CUNDING LEVI)


Source; http://www.tempointeraktif.com