Saturday, August 27, 2011

AIDS di Papua Barat Tembus 2.209 Kasus

MANOKWARI – Akibat tingginya angka penderita HIV dan AIDS di Papua Barat, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) setempat terus gencar melakukan koordinasi antara sejumlah instansi pemerintah dan non pemerintah yang kompeten dalam menangani penyakit berbahaya ini. “Kami ingin KPA Kabupaten/Kota bisa lebih aktif dalam mengkoordinasikan institusi terkait yang ada di daerahnya masing-masing.” Kata Pengelola Program KPA PB Yogi Marianto di ruang kerjanya, kemarin. Yogi menilai meski eksis namun peran KPA di tingkat kabupaten/Kota belum cukup aktif. Selain koordinasi, yang harus dilakukan KPA Kabupaten/kota dalam menekan kasus HIV/AIDS adalah meningkatkan kepemimpinan lembaga.

Ia menuturkan, berdasarkan data dari dinas kesehatan Provinsi Papua Barat, angka penderita HIV/AIDS di wilayah itu per 31 Agustus 2010, sudah mencapai 2.209 kasus. Jumlah tersebut terdiri dari 1.219 penderita HIV, dan 990 AIDS. Dari 990 penderita, 495 diantaranya telah meninggal dunia.

Data berdasarkan kumulatif perkabupaten/kota, Yogi merinci, Kota Sorong menempati peringkat teratas dengan 820 kasus, Kabupaten Manokwari 613 kasus, disusul Kabupaten Sorong, Fakfak, Kaimana, Teluk Wondama, Bintuni, dan Sorong Selatan, masing-masing 343, 215, 112, 60, 25, dan 21 kasus.

Sementara data kasus HIV dan AIDS untuk periode tahun 2011 hingga kini belum diterimanya. “Dalam waktu dekat mungkin kami sudah menerima dari dinas kesehatan provinsi Papua Barat,” kata Yogi.

Meski angka kasus HIV AIDS di Papua Barat cukup tinggi, namun KPA tidak bisa melaksanakan peran secara langsung di lapangan. Dikatakan Yogi, KPA hanya bertugas melakukan koordinasi antar lembaga atau institusi yang terkait yang juga memiliki tugas dalam penggulangan HIV dan AIDS. Semisal Dinas Kesehatan atau LSM.

Dalam waktu dekat KPA PB akan menggelar pertemuan kemitraan dengan KPA Kabupaten/kota, serta mitra yang lain. Kegiatan ini didukung penuh oleh UNICEF.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat Otto Parorongan, Rabu (24/8) mengatakan berbagai upaya terus dilakukan guna menekan angka kasus HIV dan AIDS yang diprediksinya terus meningkat. “Kasus ini makin meningkat karena lemahnya minat warga memeriksakan diri, budaya seks bebas yang tidak menggunakan alat pengaman juga ikut mendorong penyebaran HIV dan AIDS,” ucapnya.

Meski demikian pihaknya akan terus berkoordinasi dengan dinas terkait serta KPA yang ada diseluruh Kabupaten dan kota untuk melakukan inovasi program baru dalam meminimalisir penyakit tersebut. (jer/amr/l03)

sumber; http://bintangpapua.com